Sabtu, 24 September 2011

Penelitian Morfosintaksis

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bahasa memiliki keanekaragaman struktur bahasa, pola bahasa, gaya bahasa, dan lain-lain. Secara sekilas bahasa hanya dikenal sebagai alat di dalam komunikasi sehari-hari. Akan tetapi, bila ditelaah lebih jauh dan mendalam, akan banyak ditemukan masalah yang menyangkut bahasa. Dengan bahasa bisa dicatat dan dinyatakan apa yang telah, sedang, dan akan terjadi.

Dengan luas dan peliknya masalah bahasa, maka bahasa menarik untuk dipelajari dan diteliti sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan. Demikian halnya bahasa Jepang yang selama ini penulis pelajari, juga memiliki daya tarik untuk ditelaah. Bahasa Jepang merupakan salah satu bahasa yang unik dan menarik, baik dilihat dari segi tulisannya maupun dari segi tata bahasanya.

Dari segi tata bahasanya, bahasa Jepang memiliki berbagai macam ciri khas, salah satunya dari segi gramatikalnya. Bahasa Jepang memiliki alat bantu yang berfungsi sebagai konjungtor antar kata benda dalam sebuah kalimat. Konjungtor tersebut dapat berupa kata dan dapat juga berupa partikel.

Konjungtor dalam bahasa Jepang yang berupa kata disebut setsuzokushi (接続詞) , contohnya : soshite, sorekara, oyobi, dan narabi ni. Sedangkan yang berupa partikel disebut setsuzokujoshi (接続助詞), contohnya : to, ya, ka, mo, nari, toka, yara, dano, de are, demo, dll. Dari sekian jenis konjungtor tersebut dapat diklasifikasikan lagi dalam tiga jenis yaitu menyebutkan keseluruhan kata benda, sebagian sebagai contoh, dan menyebutkan kata benda sebagai pilihan. Contoh pemakaian konjungtor tersebut bisa dilihat pada kalimat berikut :

1. 山田さん 中村さん 田中さん 同級生 です。

Yamadasan to Nakamurasan to Tanakasan wa doukyuusei desu.

Yamada dan Nakamura dan Tanaka adalah teman sekelas KOP.

Yamada, Nakamura, dan Tanaka adalah teman sekelas.

2. この元気は激しい頭痛とめまい、そして吐き気を伴う。

Kono genki wa hageshii zutsuu to memai, soshite hakike wo tomonau.

Ini sehat PPS intens sakit kepala dan pusing, selanjutnya mual PPO dengan.

Kesehatan ini berangsur-angsur mulai dari sakit kepala, pusing, selanjutnya disertai mual.

3. 安く買うか、高く買うかはお客様の腕次第と言うことですね。

Yasuku kau ka, takaku kau ka wa okyakusama no udesidai to iu koto desune.

Murah beli atau mahal beli atau PPT tuan PPP kepandaian KOP

Murah atau mahal tergantung pada kepandaian si pembeli.

Pada penelitian ini juga akan dibahas tentang pemilihan konjungtor yang tepat untuk menghubungkan antar kata benda dalam sebuah kalimat bahasa Jepang. Konjungtor yang dimaksud terfokus pada fungsi kesetaraan atau kesejajaran kata benda tersebut dalam kalimat. Hal tersebut dibagi atas tiga fungsi penting yaitu menyatakan keseluruhan, sebagian, dan pilihan. Dengan rumusan masalah antara lain mengenai struktur kalimat yang mengandung konjungtor yang menghubungkan kata benda, makna konjungtor tersebut dalam bahasa Indonesia, dan perbedaan penggunaannya dengan konjungtor lain yang serumpun. Ketiga rumusan masalah tersebut akan dibahas pada suatu penelitian yang diberi judul : Konjugasi Antar Kata Benda Dalam Bahasa Jepang (kajian sintaktis dan semantis).

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana struktur kalimat bahasa Jepang yang mengandung konjungtor antar kata benda ?

2. Apa makna konjungtor antar kata benda tersebut dalam bahasa Indonesia ?

3. Apa perbedaan penggunaan konjungtor tersebut apabila dibandingkan dengan konjungtor lain yang bersifat serumpun ?

1.3 Batasan Masalah

Dari rumusan masalah tersebut, agar pembahasan yang dilakukan tidak terlalu meluas, penelitian ini akan memfokuskan pada analisis tentang struktur, makna, dan perbedaan penggunaan antar konjugasi tersebut dalam sebuah kalimat bahasa Jepang yang mengandung deretan kata benda yang sejajar.

1.4 Tujuan Penelitian

1. Mampu menjelaskan struktur kalimat bahasa Jepang yang mengandung konjungtor antar kata benda.

2. Mengetahui makna konjungtor antar kata benda tersebut dalam bahasa Indonesia.

3. Mengetahui perbedaan penggunaan konjungtor tersebut apabila dibandingkan dengan konjungtor lain yang bersifat serumpun.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini antara lain:

1. Manfaat Teoritis

Dengan diadakannya penelitian ini, diharapkan mampu memberikan suatu pengetahuan yang berkaitan dengan konjugasi antar kata benda dalam bahasa Jepang.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat bagi peneliti untuk mengenal lebih mendalam mengenai tata bahasa Jepang terutama yang berkaitan dengan konjugasi antar kata bendanya.

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Unsur dan Pola Kalimat Bahasa Jepang

1. Unsur Kalimat

Menurut Sutedi (2003:70) menyatakan kalimat dalam bahasa Jepang terbentuk dari perpaduan beberapa jenis kata (hinshi) yang disusun berdasarkan pada aturan gramatikalnya. Pada umumnya jenis kata pembentuk kalimat tersebut terdiri dari : (1) meishi (nomina), (2) doushi (verba), (3) keiyoshi (adjektiva), (4) jodoushi (kopula), (5) joshi (partikel), (6) setsuzokushi (kata sambung), (7) fukushi (kata keterangan), dan (8) kandoushi (kata seru).

2. Pola Kalimat

Menurut Sutedi (2003:71) membagi kalimat berdasarkan pada jenis kata yang dijadikan sebagai predikatnya dibagi menjadi tiga macam, yaitu : kalimat verbal (doushibun), kalimat adjektiva (keiyoushibun), dan kalimat nominal (meishibun).

2.2 Kata Benda (Meishi)

Dalam buku yang berjudul Bunpou no Kiso Chishiki to Sono Kangaekata (1993:4) disebutkan definisi kata benda (meishi) adalah sebagai berikut :

名詞と言うのは私たちを回りにある「もの」や私たちが行う「こと」は名詞がつかられています。「とき」や「ばしょ」についても、そのときや場所を明確にしたりするためも呼び方が決められています。このような名前をあらわす言葉を名詞といいます。

Meishi to iu no wa watashitachi wo mawari ni aru “mono” ya watashitachi ga okonau “koto” wa meishi ga tsukararete imasu. “toki” ya “basho” ni tsuite mo, sono toki ya basho wo meikaku ni shitari suru tame mo yobikata ga kimerareteimasu. Kono you na namae wo arawasu kotoba wo meishi to iimasu.

Kata benda adalah kata yang dipakai untuk menyatakan sesuatu yang ada pada kita, dan sesuatu (peristiwa) yang terjadi pada kita. Walaupun merupakan keterangan waktu atau keterangan tempat, tetapi cara penyebutannya sudah ditentukan. Cara penyebutan kata yang seperti ini disebut dengan kata benda.

Berdasarkan paparan teori tersebut, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan kata benda adalah kata-kata yang mengacu pada suatu hal atau kejadian. Selain itu, kata benda juga merupakan kata yang digunakan untuk menunjukkan keterangan waktu dan keterangan tempat.

Berdasarkan paparan teori tersebut, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan kata benda adalah kata-kata yang mengacu pada suatu hal atau kejadian. Selain itu, kata benda juga merupakan kata yang digunakan untuk menunjukkan keterangan waktu dan keterangan tempat.

Dalam buku yang berjudul Bunpou no Kiso Chishiki to Sono Kangaekata (1993:4), kata benda (meishi) digolongkan ke dalam 4 jenis.

1. Futsuu Meishi

Adalah kata benda (meishi) yang menunjukkan benda secara umum.

Contoh : tsukue, sensei, gakusei, inu, neko.

2. Kayoo Meishi

Adalah kata benda (meishi) yang menunjukkan nama diri, nama sekolah, nama perusahaan, nama produk, judul buku, dll.

Contoh : nihon, toukyou, fujita, natsume souseki.

3. Dai meishi

Adalah kata benda (meishi) yang berfungsi sebagai pengganti futsuu meishi dan kayoo meishi.

Contoh :

· Sebagai pengganti orang : watashi, anata, kare

· Sebagai penunjuk benda : kore, are, dare, dore

· Sebagai penunjuk tempat : koko, soko, asoko, doko

· Sebagai penunjuk arah : kochira, achira. sochira, dochira

4. Suushi Meishi

Adalah kata benda (meishi) yang digunakan untuk menunjukkan urutan dan jumlah.

Contoh :

· Sebagai penunjuk urutan : 1 dai, 2 ban,

· Sebagai penunjuk jumlah : hitotsu, miko, sansatsu

2.3 Definisi Partikel (Joshi)

Dalam bahasa Jepang, partikel disebut dengan istilah joshi. Apabila ditulis dengan huruf kanji, kata joshi ditulis dengan huruf dan . Huruf kanji yang pertama dibaca jo atau dapat juga dibaca tasukeru yang berarti bantu, membantu, menolong. Huruf yang kedua dibaca shi yang memiliki makna yang sama dengan kotoba yang berarti kata, perkataan, atau bahasa. Oleh karena itu, tidak sedikit orang yang menerjemahkan joshi menjadi kata bantu. Selain menerjemahkan joshi dengan istilah kata bantu, ada juga yang menerjemahkan menjadi partikel. Hal ini tidak terlepas dari penerjemahan kata joshi dari bahasa Jepang ke bahasa Inggris. Kata joshi sering diterjemahkan particle dalam kamus Jepang-Inggris. Sehingga kata particle apabila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi partikel (Sugiartono, 2001 : 1).

Sue A. Kawashima dalam bukunya yang berjudul A Dictionary of Japanese Particle pada halaman i, mendefinisikan partikel sebagai berikut :

“A particle in the Japanese language follows a word to :

a. Shows its releationship to other word in a sentence.

b. Give that word a particular meaning or nuance”.

Partikel dalam bahasa Jepang mengikuti kata :

a. Menunjukkan hubungan dengan kata lain dalam satu kalimat, dan/atau.

b. Memberikan kata itu keterangan arti atau nuansa”.

“Unlike verb, adjectives and adverbs, particles are not infected, and therefor stay in the same form regadless of where they appear in a sentence”

Tidak seperti kata kerja, kata sifat dan kata keterangan, partikel tidak berubah dan tetap berada pada posisi yang sama tanpa memerhatikan dimana ia muncul dalam kalimat.

“Generally, particles are considered to be equivalent to prepositions, conjunctions and interjections of the English language; of these three, the majority of particles belong to first category”.

Pada umumnya, partikel dipadankan dengan kata depan, kata sambung, dan kata seru dalam bahasa Inggris; ketiga hal inilah yang menjadi prioritas utama penggolongan partikel.

Jadi dari ketiga pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa partikel dapat menunjukkan hubungan antara kalimat satu dengan kalimat lainnya. Sehingga, dapat memberikan keterangan arti. Partikel juga tidak dapat berubah bentuk seperti halnya kata kerja, kata sifat, dan kata keterangan dalam bahasa Jepang.

2.4 Jenis dan Fungsi Partikel

Berdasarkan jenisnya partikel dalam bahasa Jepang dibagi menjadi empat macam sebagai berikut (Hirai dalam Sudjianto dan Ahmad Dahid, 2004 :181-182).

2.4.1 Kakujoshi

Partikel yang termasuk dalam kakujoshi pada umumnya dipakai setelah
nomina untuk menunjukkan hubungan antara nomina tersebut dengan kata
lainnya.

2.4.2 Setsuzokujoshi

Partikel yang termasuk setsuzokujoshi dipakai setelah kata kerja, kata sifat –i, kata sifat –na atau setelah kata kerja bantu untuk melanjutkan kata-kata yang ada sebelumnya.

2.4.3 Fukujoshi

Partikel yang termasuk dalam fukujoshi dipakai setelah berbagai macam kata. Seperti kelas kata fukushi (kata keterangan), fukujoshi berkaitan erat dengan bagian kata berikutnya.

2.4.4 Shuujoshi

Partikel yang termasuk shuujoshi pada umumnya dipakai setelah
berbagai macam kata pada bagian akhir kalimat untuk menyatakan suatu pertanyaan, larangan, seruan, rasa haru dan sebagainya.

2.5 Setsuzokushi (接続詞)

Kridalaksana (2001: 117) memaparkan kata sambung atau konjugasi sebagai partikel yang dipergunakan untuk menggabungkan kata dengan kata, frase dengan frase, klausa dengan klausa, kalimat dengan kalimat, atau paragraf dengan paragraf.

Hirai Masao (1989: 156-157) membagi setsuzokushi menjadi 7 macam antara lain sebagai berikut :

1. Heiretsu no setsuzokushi

2. Gyakusetsu no setsuzokushi

3. Junsetsu no setsuzokushi

4. Tenka no setsuzokushi

5. Hosetsu no setsuzokushi

6. Sentaku no setsuzokushi

7. Tenkan no setsuzokushi

2.6 Heiretsujoshi (並列助詞)

Selain merujuk pada partikel, hubungan kata benda juga dapat pula dihubungkan oleh kata sambung yang di dalam bahasa Jepang diistilahkan dengan kata setsuzokushi (接続詞). Setsuzokushi pada pembahasan dalam penelitian ini, terfokus pada kata sambung yang menghubungkan antar kata benda yang bersifat sejajar. Kata bantu/partikel tersebut disebut heiretsujoshi (並列助詞) yaitu partikel yang menunjukkan kesejajaran. Dalam gendai nihongo hyougen-bunten (1996, hal. 56) disebutkan bahwa heiretsujoshi dapat dibagi menjadi tiga kelompok, antara lain :

a. 全部列挙 (penjabaran semua kata benda)

Contoh : ーとー

b. 部分列挙 (penjabaran sebagian kata benda dari yang ada sebenarnya)

Contoh : ーやー (など)、ーとかーとか、ーやらーやら、ーだのーだの、dll.

c. 選択的列挙 (sistem penjabaran kata benda yang bersifat pilihan)

Contoh : ーかー ()、ーなりーなり

BAB III

ANALISIS DATA

Dalam bahasa Jepang terdapat jenis partikel dan kata penghubung lainnya yang bertugas menghubungkan antar kata benda. Berikut ini akan dibahas struktur kalimat beserta maknanya yang didalamnya terdapat partikel atau kata hubung yang menghubungkan antar kata benda dalam bahasa Jepang.

3.1 Mencangkup hal-hal yang hanya ada di dalam kalimat tersebut (全部例挙)

a. 助詞「と」を用いる。

Penggunaan partikel [to].

Contoh :

山田さん 中村さん 田中さん 同級生 です。

Yamadasan to Nakamurasan to Tanakasan wa doukyuusei desu.

Yamada dan Nakamura dan Tanaka adalah teman sekelas KOP.

Yamada, Nakamura, dan Tanaka adalah teman sekelas.

Kalimat ini terdiri dari tiga buah kata benda yang menunjukkan nama orang antara lain, Yamada, Nakamura, dan Tanaka. Ketiga kata benda tersebut dihubungkan oleh partikel to yang memiliki arti kata ‘dan’ dalam bahasa Indonesia. Posisi ketiga kata benda tersebut sejajar dan tidak ada yang memiliki posisi khusus dalam kalimat tersebut sehingga menguatkan makna partikel to sebagai partikel yang menghubungkan kata benda yang sejajar. Selain itu, ketiga kata benda tersebut bukanlah sebagai perwakilan dari unsur-unsur lain yang tidak disebutkan dalam kalimat. Penggunaan partikel to pada contoh kalimat tersebut disisipkan diantara kata benda.

b. 接続詞「および」「ならびに」を用いる。

Penggunaan kata hubung [oyobi] [narabini].

Contoh :

校長先生 ならびに 諸先生 申し上げます。

Kouchousensei narabi ni morosensei ni moushiagemasu.

Kepala sekolah dan guru GEN ingin.

Beberapa ingin seperti guru dan kepala sekolah.

Kalimat ini terdiri dari dua buah kata benda yang menunjukkan jabatan/profesi seseorang antara lain, kepala sekolah dan guru. Kedua kata benda tersebut dihubungkan oleh kata hubung narabi ni yang memiliki arti kata ‘dan’ dalam bahasa Indonesia. Posisi kedua kata benda tersebut sejajar dan tidak ada yang memiliki posisi khusus dalam kalimat tersebut sehingga menguatkan makna kata hubung narabi ni sebagai kata hubung yang menghubungkan kata benda yang sejajar. Selain itu, kedua kata benda tersebut bukanlah sebagai perwakilan dari unsur-unsur lain yang tidak disebutkan dalam kalimat. Penggunaan kata hubung narabi ni pada contoh kalimat tersebut disisipkan diantara kata benda namun pada pemakaian untuk tiga kalimat atau lebih, penyisipan kata narabi ni/oyobi hanya diletakkan diantara dua buah kata benda yang terakhir sedangkan untuk penghubung kata benda diawal cukup dibubuhi tanda [,].

c. 書き言葉の場合「·」「,」「、」のような符号を用いる。

Penggunaan tanda [·] [,] [] dalam ragam tulisan.

Contoh :

東京 3月 4月、 5月 です。

Tokyo de wa 3getsu, 4getsu, 5getsu wa haru desu.

Tokyo di PPS maret, april, mei adalah musim semi KOP.

Di Tokyo, pada bulan maret, april, dan mei adalah musim semi.

Kata benda pada kalimat ini dihubungkan oleh sebuah tanda, baik itu berupa tanda [·] [,] atau []. Ketiga tanda tersebut memiliki fungsi menghubungkan kata benda yang ada yang bersifat sejajar. Biasanya tanda-tanda tersebut digunakan pada ragam tulisan. Contohnya pada karya sastra di Jepang menggunakan tanda-tanda tersebut pada penulisan tategaki (penulisan vertikal).

3.2 Menyebutkan hal-hal pokok sebagai contoh dari hal lain yang bersifat sejajar (部分例挙).

a. 助詞「や」を用いる。

Penggunaan partikel [ya].

Contoh :

机  の 上 に ホん ノ-ト ボルペン(など) あります。

Tsukue no ue  ni  hon  ya noto ya borupen (nado) ga arimasu.

Meja PPP atas di buku dan catatan dan pena (dan lain-lain) PPT ada.

Di atas meja ada buku, catatan, pena, dan lain-lain.

Partikel ya yang berfungsi menghubungkan antar kata benda pada kalimat ini mempunyai makna menyebutkan hal-hal yang bersifat setara sebagai perwakilan dari hal-hal yang ada. Jadi masih ada hal lain yang belum disebutkan pada kalimat ini. Biasanya untuk memperkuat nuansa penyebutan hal lain yang belum disebutkan, digunakan kata nado (lain-lain) yang diletakkan setelah kata benda terakhir.

b. 助詞「とか」を用いる。

Penggunaan partikel [toka].

Contoh :

とか とかいう 穀類 我々の主食 になっている。

Kome toka mugi toka iu kokurui ga gaga no shushoku ni natte iru

Beras dan gandum dan sereal PPT kami PPPpokok GEN menjadi

Beras dan gandum dalam bentuk sereal menjadi makanan pokok kami.

Partikel toka yang berfungsi menghubungkan antar kata benda pada kalimat ini mempunyai makna menyebutkan hal-hal yang bersifat setara sebagai perwakilan dari hal-hal yang ada. Jadi masih ada hal lain yang belum disebutkan pada kalimat ini. Biasanya untuk memperkuat nuansa penyebutan hal lain yang belum disebutkan digunakan kata toka iu (lain-lain) yang diletakkan setelah kata benda terakhir.

c. 助詞「だの」を用いる。

Penggunaan partikel [dano].

Contoh :

には、ジュ-スだのコ-ラなどの自動販売機 置いてある。

Mise no mae ni wa, juusu dano koora nado no jidohanbaiki ga oite aru.

Toko PPP depan di PPS jus dan kola dll PPP mesin penjual PPT ambil ada.

Di depan toko ada mesin penjual yang menyediakan jus, kola, dll.

Partikel dano yang berfungsi menghubungkan antar kata benda pada kalimat ini mempunyai makna menyebutkan hal-hal yang bersifat setara sebagai perwakilan dari hal-hal yang ada. Jadi masih ada hal lain yang belum disebutkan pada kalimat ini. Biasanya untuk memperkuat nuansa penyebutan hal lain yang belum disebutkan digunakan kata nado (lain-lain) yang diletakkan setelah kata benda terakhir.

d. 助詞「やら」を用いる。

Penggunaan partikel [yara].

Contoh :

子供たちは海岸へ出て見やらカニなどを取って来た。

Kodomotachi wa kaigan e dete mi yara kani nado wo totte kita.

Anak-anak PPS pantai ke keluar melihat dan kepiting lain-lain PPO ambil datang

Anak-anak keluar ke pantai melihat-lihat dan datang mengambil kepiting.

Partikel yara yang berfungsi menghubungkan antar kata benda pada kalimat ini mempunyai makna menyebutkan hal-hal yang bersifat setara sebagai perwakilan dari hal-hal yang ada. Jadi masih ada hal lain yang belum disebutkan pada kalimat ini. Biasanya untuk memperkuat nuansa penyebutan hal lain yang belum disebutkan digunakan kata nado (lain-lain) yang diletakkan setelah kata benda terakhir.

e. 書き言葉の場合「·」「,」「、」のような符号を用いる。

Penggunaan tanda [·] [,] [] dalam ragam tulisan.

Contoh :

車輪、テコ、歯車、ポンプのたぐいがこれである。

Sharin, teko, haguruma, ponpu no tagui ga kore de aru.

Roda, tuas, gigi, pompa PPP jenis PPT ini di ada.

Roda, tuas, gigi, dan jenis pompa ada disini.

Kata benda pada kalimat ini dihubungkan oleh sebuah tanda, baik itu berupa tanda [·] [,] atau []. Ketiga tanda tersebut memiliki fungsi menghubungkan kata benda yang ada yang bersifat sejajar. Biasanya tanda-tanda tersebut digunakan pada ragam tulisan. Contohnya pada karya sastra di Jepang menggunakan tanda-tanda tersebut pada penulisan tategaki (penulisan vertikal).

3.3 Menderetkan hal-hal yang menunjukkan hal yang sejajar dan saling menguatkan

a. 助詞「も」を用いる。

Penggunaan partikel [mo].

Contoh :

私は酒もたばこも好きではない。

Watashi wa sake mo tabako mo suki dewanai.

Saya PPS sake dan rokok dan suka tidak.

Saya tidak suka sake dan (juga) rokok.

Kalimat ini menggunakan partikel mo untuk menghubungkan antar kata benda yang bersifat sejajar. Makna partikel mo pada kalimat ini adalah untuk menguatkan kata benda pertama atau bersifat penambahan. Sehingga untuk partikel mo yang terakhir dapat diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan kata ‘juga’.

b. 「と同じようにーも」「と同様(に)ーも」「と同じくーも」といった語句を用いる。

Penggunaan frase/kata [to onaji youni -mo] [to douyo (ni) -mo] [to onajiku -mo].

Contoh :

犬と同じく猫も昔から家畜として親しまれてきた。

Inu to onajiku neko mo mukashi kara kachiku toshite shitashimaretekita.

Anjing dan kucing juga dahulu dari ternak menjadi populer telah.

Anjing dan juga anjing dari dahulu telah populer manjadi binatang peliharaan.

Kalimat ini menggunakan partikel to onajiku untuk menghubungkan antar kata benda yang bersifat sejajar. Makna partikel to onajiku pada kalimat ini adalah untuk menguatkan kata benda pertama atau bersifat penambahan. Sehingga untuk menguatkan kalimat ini dibubuhi partikel mo setelah kata benda yang terakhir. Mo tersebut dapat diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan kata ‘juga’.

3.4 Mengungkapkan hal lain melengkapi hal yang sudah disebutkan sebelumnya

a. 助詞「に」を用いる。

Penggunaan partikel [ni].

Contoh :

「弁当にお茶。」と売り子が叫んでいる。

[bentou ni ocha.] to uriko ga sakendeiru.

[makanan siang dan teh.] GEN penjual PPT teriak.

Penjual meneriakkan [teh untuk makan siang].

Penggunaan partikel ni yang berada diantara kata benda memiliki fungsi melengkapi hal yang sudah ada sebelumnya. Keberadaan kata benda setelah ni, dapat dilesapkan karena berfungsi menguatkan dan tidak akan memengaruhi kata benda yang pertama serta esensi kalimat tersebut. Seperti contoh pada kalimat ini, dapat saja kata teh dilesapkan menjadi [penjual meneriakkan makan siang]. Hal ini dapat diterima walaupun kata teh tidak dimunculkan. Hal ini terjadi karena sejatinya kata benda yang kedua (teh) sudah masuk ke dalam bagian kata benda pertama (makan siang).

b. 接続詞「それに」「そして」「それから」を用いる。

Penggunaan kata hubung [soreni] [soshite] [sorekara].

Contoh :

この元気は激しい頭痛とめまい、そして吐き気を伴う。

Kono genki wa hageshii zutsuu to memai, soshite hakike wo tomonau.

Ini sehat PPS intens sakit kepala dan pusing, selanjutnya mual PPO dengan.

Kesehatan ini berangsur-angsur mulai dari sakit kepala, pusing, selanjutnya disertai mual.

Kalimat ini terdiri dari tiga buah kata benda yang menunjukkan jenis-jenis gejala tubuh antara lain, sakit kepala, pusing, dan mual. Ketiga kata benda tersebut dihubungkan oleh kata hubung soshite yang memiliki arti kata ‘dan’ atau ‘selanjutnya’ dalam bahasa Indonesia. Posisi ketiga kata benda tersebut sejajar yang dengan kata benda setelah soshite yang bersifat menguatkan. Selain itu, kedua kata benda tersebut bukanlah sebagai perwakilan dari unsur-unsur lain yang tidak disebutkan dalam kalimat. Penggunaan kata hubung soshite pada contoh kalimat tersebut disisipkan diantara kata benda namun pada pemakaian untuk tiga kalimat atau lebih, penyisipan kata soreni/soshite/sorekara hanya diletakkan diantara dua buah kata benda yang terakhir sedangkan untuk penghubung kata benda diawal cukup dibubuhi tanda[,] atau bisa juga diletakkan partikel to.

3.5 Menjelaskan hal-hal yang bersifat pilihan

助詞「か」を用いる。

Penggunaan partikel [ka]

Contoh :

安く買うか、高く買うかはお客様の腕次第と言うことですね。

Yasuku kau ka, takaku kau ka wa okyakusama no udesidai to iu koto desune.

Murah beli atau mahal beli atau PPT tuan PPP kepandaian KOP

Murah atau mahal tergantung pada kepandaian si pembeli.

Partikel ka pada kalimat ini sama-sama menghubungkan kata benda namun dalam konteksnya memiliki makna memilih salah satu atau keduanya. Jadi dibandingkan dengan partikel atau konjungtor sebelumnya, partikel ka sangatlah istimewa karena kata benda yang dihubungkan adalah kata benda yang sejenis dan terkadang memiliki sifat berkebalikan (contoh: murah x mahal, tinggi x rendah, dll). Biasanya apabila kata benda tersebut bersifat sejenis, partikel ka dapat berarti memilih salah satu atau keduanya. Namun, apabila kata benda yang dihubungkan oleh partikel ka adalah kata benda berkebalikan maka partikel ka memiliki makna memilih salah satu.

BAB IV

SIMPULAN

Dari analisis yang sudah dilakukan pada bab III, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Partikel to, ni, dan ka terletak pada struktur yang sama dalam sebuah kalimat namun memiliki makna yang berbeda sehingga tidak dapat saling menggantikan.

a. Partikel to, memiliki makna menyebutkan semua kata benda yang dimaksud tanpa terkecuali.

b. Partikel ni, memiliki makna melengkapi hal yang sudah ada sebelumnya, tanpa memengaruhi kata benda yang ada sebelumnya.

c. Partikel ka, menunjukkan makna pilihan. Dapat berarti salah satu atau keduanya.

2. Kata hubung narabi ni/oyobi dengan soshite/soreni/sorekara terletak pada struktur yang sama dalam sebuah kalimat namun memiliki makna yang berbeda sehingga tidak dapat saling menggantikan.

a. Kata hubung narabi ni, memiliki makna menghubungkan kata-kata yang dimaksud tanpa terkecuali dan dikurangi serta bersifat sejajar.

b. Kata hubung soshite/soreni/sorekara, memiliki makna menguatkan kata benda yang disebutkan sebelumnya. Sehingga seolah-olah antara kata benda yang sebelum dan sesudah kata sambung soshite/soreni/sorekara memiliki tingkatan yang berbeda.

3. Partikel ya, toka, yara, dan dano berada pada struktur kalimat yang sama namun memiliki perbedaan makna walaupun tidak terlalu mencolok. Sehingga pada konteks tertentu dapat saling menggantikan.

a. Partikel ya, merujuk pada konteks kalimat yang formal dan cenderung pada ragam tulisan.

b. Partikel toka, merujuk pada hal yang bersifat non formal dan cenderung dalam ragam lisan. Bagi pembelajar bahasa, pemakaian partikel ini jarang digunakan.

c. Partikel dano, merujuk pada perasaan seseorang yang sangat kuat dalam mengutarakan hal-hal tersebut. Jadi yang ditekankan dalam penggunaan partikel dano adalah perasaan yang terkandung dalam kalimat tersebut.

d. Partikel yara, memiliki persamaan dengan partikel dano yaitu didalam pengutaraan kalimatnya mengandung perasaan pembicara. Namun, pada zaman sekarang ini partikel yara sangat jarang digunakan dalam konteks tulisan maupun lisan.

4. Kata hubung to onajiyou –mo/to dousha (ni) –mo/to onajiku –mo dan mo -mo berada dalam struktur yang sama dalam sebuah kalimat namun apabila ditelusuri memiliki sedikit perbedaan makna yang mempengaruhi konteks kalimat.

a. Kata hubung to onajiyou –mo/to dousha (ni) –mo/to onajiku –mo, memiliki makna persamaan antara kata benda satu dengan lainnya.

b. Kata hubung mo –mo, memiliki makna penambahan unsur perasaan. Kata benda setelah kata hubung berfungsi menguatkan/menambah perasaan atas kata benda sebelumnya.

5. Kata hubung narabi ni/oyobi dengan partikel to memiliki makna yang sama dalam menghubungkan antar kata benda dalam sebuah kalimat namun dengan struktur yang berbeda sehingga dapat saling menggantikan menyesuaikan pada struktur masing-masing.

6. Keistimewaan penggunaan tanda [·] [,] [] dalam ragam tulisan. Tanda ini dapat digunakan untuk menggantikan partikel atau kata hubung antar kata benda manapun namun tanda ini hanya bisa digunakan pada ragam tulisan.

Penjelasan tentang persamaan struktur dan makna pada penjelasan diatas, dapat dirangkum dalam tabel sebagai berikut :

1. Tabel Persamaan Struktur

NO.

STRUKTUR

PARTIKEL

1.

N+(KATA HUBUNG) +N +(KATA HUBUNG) + N

to

ni

ka

2.

N,N, + (KATA HUBUNG)+ N

soshite, sorekara, soreni

narabi ni, oyobi

3.

N+(KATA HUBUNG)+N+(nado)

ya, toka, yara, dano.

4.

N+ (KATA HUBUNG)+ N+mo

to onajiyou –mo/to dousha (ni) –mo/to onajiku –mo

mo -mo

2. Tabel Persamaan Makna

NO.

MAKNA

PARTIKEL

1.

Dan (menyatakan keseluruhan kata benda yang ada)

to

narabi ni, oyobi

ni

mo

to onajiyou –mo/to dousha (ni) –mo/to onajiku –mo

2.

Dan/dan lain-lain (menjabarkan kata-kata benda sebagai perwakilan kata benda lain yang bersifat sejajar. Makna kalimat dilihat dari penjabarannya yang belum menyebutkan semua kata benda bukan dilihat dari perbedaan unsur perasaan si pembicara yang menyertainya)

ya, toka, yara, dano.

DAFTAR PUSTAKA

A. Sue, Kawashima. 1992. A Kodansha Dictionary. A Dictionary Of Japanese Particles. Tokyo: Kodansha International Ltd.

Iori, Isao, dkk. 2000. Nihongo Bunpou Jiten Handobukku. Tokyo: Suriee Netto Waaku.

Namate, Yasu. 1996. Gendai Nihongo Hyougen Bunten. Tokyo: Bojinsha.

Sudjianto, Ahmad Dahidi. 2004. Pengantar Linguistik Jepang. Jakarta: Kesaint Blanc.

Sugiartono.2001. Partikel Bahasa Jepang, Nihongo No Joshi. Bandung: Humaniora Utama Press.

Sutedi, Dedi. 2003. Dasar-dasar Linguistik Bahasa Jepang. Bandung: Humaniora Utama Press.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar