Sabtu, 24 September 2011

BAHASA DAERAH DALAM KHASANAH BUDAYA INDONESIA

BAHASA DAERAH DALAM KHASANAH BUDAYA INDONESIA

OLEH

NGURAH INDRA PRADHANA

180520100502

Keanekaragaman budaya dan bahasa daerah mempunyai peranan dan pengaruh terhadap bahasa Indonesia dikarenakan masyarakat dalam berkomunikasi setiap hari lebih cenderung menggunakan bahasa daerah dibandingkan menggunakan bahasa Indonesia yang baku dan merasa canggung apabila bahasa Indonesia itu digunakan untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari.

Di Indonesia terdapat ribuan bahasa daerah yang tersebar di seluruh nusantara. Di seluruh Indonesia terdapat 726 bahasa daerah. Berdasarkan distribusi geografis di Jawa, Madura, dan Bali terdapat 19 bahasa daerah, Sumatera terdapat 52 bahasa, Nusa tenggara 68 bahasa, Kalimantan 82 bahasa, Sulawesi 114 bahasa, Maluku 131 bahasa, dan Papua 265 bahasa. (http://www.bakosurtanal.go.id)

Salah satu bahasa daerah yang ikut mewarnai khasanah budaya Indonesia adalah bahasa Bali. Berikut tabel istilah dalam bahasa bali serta pegertiannya dalam bahasa Indonesia.

NO.

ISTILAH BAHASA BALI

PENGERTIAN DALAM BAHASA INDONESIA

1.

Megibung

Makan bersama dalam satu piring atau tempat makan.

2.

Magebagan

Berkumpul untuk tujuan tertentu dalam satu malam. Contoh: melayat

3.

Metanding

Menyiapkan persembahan kepada Tuhan

4.

Meboros

Pergi ke suatu tempat untuk berburu hewan tangkapan.

5.

Ipil-ipil

Mencari/mengumpulkan sesuatu untuk keperluan memasak.

6.

Medelokan

Berkunjung ke tempat tetangga yang sedang mengadakan hajatan dengan membawa hasil bumi.

7.

Ngopin

Membantu tetangga dalam menyelenggarakan sebuah upacara.

8.

Ngayah

Kerja bakti dengan tulus ikhlas. Biasanya diselenggarakan di pura.

9.

Melukat

Membersihkan diri ke pantai atau dengan bantuan orang suci.

10.

Maturan

Mempersembahkan segala sarana upacara kepada Tuhan.

Selain bahasa Bali, ada juga beberapa bahasa daerah yang memiliki istilah yang sama namun memiliki arti atau makna yang sangat berbeda.

Contoh :

1. suwek dalam bahasa Sekayu (Sumsel) bermakna tidak ada
suwek dalam bahasa Jawa bermakna sobek

2. kenek dalam bahasa Batak bermakna kernet (pembantu sopir)
kenek dalam bahasa Jawa bermakna kena

3. abang dalam bahasa Batak dan Jakarta bermakna kakak
abang dalam bahasa Jawa bermakna merah

Melalui beberapa contoh itu ternyata penggunaan bahasa daerah memiliki tafsiran yang berbeda dengan bahasa lain. Jika hal tersebut digunakan dalam situasi formal seperti seminar, lokakarya, simposium, proses belajar mengajar yang pesertanya beragam daerahnya akan memiliki tafsiran makna yang beragam. Jadi sebaiknya pada situasi formal dan melibatkan masyarakat dari berbagai daerah sebaiknya menggunakan bahasa nasional yaitu bahasa Indonesia untuk mengurangi terjadinya kesalahpahaman dalam penerimaan suatu istilah kebahasaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar