Minggu, 06 November 2011

Perbedaan rasa senang antara Jepang dan Indonesia

Studi Komparatif

Ureshii (嬉しい), Tanoshii (楽しい), dan Yorokobashii (喜ばしい)

Dengan Padanannya Dalam Bahasa Indonesia

(Kajian Semantis Bahasa Jepang)

Ngurah Indra Pradhana

Program Magister Linguistik Jepang

Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran

Abstract :

Japanese-language ability must be mastered to be able to communicate with the Japanese. However, in studying the Japanese language is not as easy as we thought. This is due to the many differences between the Japanese language with the Indonesian language, both in terms of phonology, syntax, morphology, semantics, or other linguistic aspects as well. Just like in the semantics of synonyms and polysemy often misunderstood. For example the word ureshii, tanoshii, and yorokobashii as adjectives are synonymous. Thus when the Japanese language learners do not understand the meaning and will distinguish the characteristics of each adjective, then the error-language as mentioned above will alwayshappen.
Keywords: synonymous, senang, gembira, and bahagia

1. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Kemampuan berbahasa Jepang harus kita kuasai untuk bisa berkomunikasi dengan bangsa Jepang. Akan tetapi dalam mempelajari bahasa Jepang tidak semudah yang kita kira. Hal ini disebabkan banyaknya perbedaan antara bahasa Jepang dengan bahasa Indonesia, baik itu dalam aspek fonologi, sintaksis, morfologi, semantik, atau pula aspek linguistik lainnya. Dalam semantik saja seperti sinonim dan polisemi sering terjadi salah pengertian. Misalnya kata ureshii, tanoshii, dan yorokobashii sebagai adjektiva yang bersinonim. Maka dari itu apabila pembelajar bahasa Jepang kurang memahami makna dan membedakan akan ciri setiap adjektiva tersebut, maka kesalahan berbahasa seperti yang telah disebutkan diatas akan selalu terjadi. Berdasarkan pertimbangan inilah, maka penulis ingin meneliti sebagian dari adjektiva yang bersinonim, yaitu kata sifat ureshii, tanoshii, dan yorokobashii, yang ketiganya berarti senang, gembira, atau pun bahagia dalam bahasa Indonesia. untuk lebih jelasnya penulis memberikan contoh kalimat sebagai berikut :

また お会い できて 嬉しい です。

Mata oai dekite ureshii desu.

Lagi bertemu dapat senang kopula

Saya senang dapat bertemu lagi

友人 楽しい 一時 過ごした

Yuujin no ie de tanoshii ichiji o sugoshita

Teman PPP rumah di gembira sesaat PPO melewatkan

Saya melewatkan waktu sesaat yang menggembirakan di rumah teman

両親 とっても 元気な 喜ばし

Ryoushin ga toshi o tottemo genkina no wa yorokobashi.

Orang tuaPPS masa PPO sangat sehat PPP PPT bahagia

Bahagia rasanya orang tua yang masih sehat walaupun memasuki masa lanjut usia.

Dari data diatas dapat dilihat bahwa adjektiva ureshii, tanoshii, dan yorokobashii apabila diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia bisa berarti senang, gembira, atau pun bahagia. Akan tetapi, setelah ditelaah lagi, pemakaian ketiga kata tersebut baik persamaan dan perbedaannya belum jelas. Berangkat dari hal inilah, maka penulis berpendapat bahwa akan sangat diperlukan telaah dengan studi deskriptif yang lebih komprehensif. Hal ini diharapkan akan lebih mudah memahami makna yang terkandung dari ketiga adjektiva tersebut.

Alasan dipilihnya ketiga adjektiva tersebut adalah karena ketiga adjektiva yang bersinonim ini banyak digunakan dalam ungkapan bahasa Jepang baik lisan maupun tulisan tetapi perbedaan diantara ketiganya sulit dipahami oleh pembelajar bahasa Jepang penutur bahasa Indonesia.

2. Analisis Data

2.1 Analisis Kata Ureshii, Tanoshii, dan Yorokobashii Ditinjau Dari Makna Kalimat

1. Ureshii dengan Tanoshii

a. Bisa disubstitusikan (/)

今度の仕事はとても楽しい/嬉しい

Kondo no shigoto wa totemo tanoshii/ureshii

Pekerjaan yang akan datang, sangat menyenangkan

Faktor yang menjadi kesenangan adalah 「今度のしごと」, yang menurut penafsiran subjek akan menyenangkan. Yang kemungkinan juga 「今度のしごと」itu bagi subjek bisa saja tidak akan menyenangkan, karena kalimat ini mengungkapkan masa yang akan datang. Dalam kalimat ini tersirat juga pengungkapan psikologis pribadi subjek yang tidak hanya dipengaruhi suasana tempat, tetapi banyak faktor lainnya yang mempengaruhinya, seperti pekerjaan, rentang waktu pekerjaan, dan lainnya. Sehingga, kedua adjektiva memungkinkan untuk digunakan dalam kalimat tersebut.

試験が終わって、嬉しい/楽しい。

Shiken ga owatte, ureshii/tanoshii

Merasa senang ujian telah selesai

Pada kalimat ini terlihat bahwa faktor yang menimbulkan kesenangan adalah 「試験が終わって」. Subjek atau pembicara dalam hal ini merasa sudah banyak waktu untuk mempersiapkan supaya dia berhasil lulus, jadi dia mengungkapkannya dengan suka cita. Hal ini mungkin sama dengan yang dirasakan oleh temannya.

ウレシイ手紙

Ureshii tegami

Surat yang menyenangkan

タノシイ手紙

Tanoshii tegami

Surat yang menyenangkan

Kedua adjektiva dapat saling menggantikan karena sama-sama menerangkan nomina. Makna yang terkandung bersifat abstrak, karena tidak jelas jenis suratnya. Kalau subjek mengungkapkan rasa senangnya karena isi suratnya, maka lebih tepat menggunakan ureshii. Akan tetapi, kalau pengungkapannya dikarenakan surat tersebut menarik dari segi tampilan, bentuknya, maka akan lebih tepat memakai tanoshii. Sama halnya dengan frase dibawah ini :

ウレシイ結果

Ureshii kekka

Hasil yang menyenangkan.

タノシイ結果

Tanoshii kekka

Hasil yang menyenangkan.

Makna yang terkandung pada kedua adjektiva adalah menerangkan hasil yang telah tercapai oleh subjek dan dirasakan menyenangkan/menggembirakan. Yang namanya kekka (hasil) pasti dirasakan di akhir, dan pengungkapannya seketika setelah mengetahui seperti apa kekka tersebut. Setelah mengetahui hasil tersebut, kesenangan mungkin tidak akan hilang dalam sekejap, mungkin bisa saja dirasakan sepanjang hari. Maka saat mengetahui hasil tersebut diungkapkan dengan ureshii, sedangkan kalau dirasakannya terus- menerus sepanjang hari, bisa menggunakan tanoshii.

ウレシイ音楽

Ureshii ongaku

Musik yang menyenangkan

タノシイ音楽

Tanoshii ongaku

Musik yang menyenangkan.

Pada kalimat Ureshii Ongaku untuk menunjukkan sesuatu hal yang membuat senang karena perasaan atau penghayatan yang dirasakan oleh subjek. Sedangkan apabila digunakan istilah Tanoshii Ongaku ini menunjukkan kesenangan yang muncul akibat penerimaan oleh panca indera.

b. Penggunaan adjektiva tersebut tidak tepat (tidak gramatikal) (*)

戦争が終わって、とてもうれしかった/*たのしかった。

Sensou ga owatte, totemo ureshikatta/*tanoshikatta.

Rasanya menyenangkan apabila perang berakhir.

Dalam kalimat ini faktor yang menimbulkan kesenangan yang penuh dengan emosi keterharuan. Masa-masa perang merupakan masa yang sama sekali tidak menyenangkan penuh dengan penderitaan. Sehingga ketika selesai perang akan ada suatu perasaan senang yang diungkapkan dengan adjektiva ureshii. Hal ini merupakan kesenangan yang besar, dan dirasakan oleh banyak orang tidak hanya oleh subjek atau pembicara.

c. Penggunaan adjektiva tersebut secara gramatikal dan maknanya kurang tepat, tetapi masih bisa digunakan (?)

お手紙を拝見して、たのしい/?うれしい です。

Otegami wo haiken shite, tanoshiidesu/?ureshii.

Saya merasa senang setelah melihat dan membaca surat.

Dari kalimat ini, adjektiva tanoshii dapat digunakan untuk mengungkapkan kesenangan yang berhubungan dengan psikologis pribadi. Tepatnya, dalam kalimat ini subjek atau pembicara begitu menerima surat kemudian membacanya timbul perasaan senang yang langsung diungkapkan, padahal orang lain tidak tahu akan isi surat.

2. Tanoshii dengan Yorokobashii

a. Bisa Disubstitusikan (/)

われわれの研究会がどんどん発展するのは喜ばしい/楽しいことだ。

Wareware no kenyuukai ga dondon hatten suru no wa yorokobashii/?tanoshii koto da

Kelompok penelitian kami yang semakin maju merupakan hal yang menggembirakan

Penggunaan istilah yorokobashii ini sangat dapat diungkapkan karena berhubungan dengan objek yang membuat si subjek merasa senang. Misalnya subjek itu adalah pimpinan penelitian yang mengatakan kabar baik itu kepada para rekannya yang terlibat dalam penelitian itu, pastinya rekan-rekan itu juga akan merasakan kesenangan. Jadi dalam hal ini, yorokobashii dan tanoshii bisa digunakan.

ウレシイ/ヨロコバシイ手紙。

Ureshii/yorokobashii tegami

Surat yang menyenangkan.

Pada frase ini kedua adjektiva dapat muncul dilihat dari sudut pandang yang berbeda. Ureshii dapat digunakan apabila si subjek merasakan kesenangan melalui penghayatan, sedangkan penggunaan yorokobashi apabila si subjek sangat mengidam-idamkan surat itu sebelumnya dan akhirnya dapat juga (terdapat proses), jadi lebih bersifat objektif.

b. Penggunaan adjektiva tersebut tidak tepat (tidak gramatikal) (*)

学生が一生懸命勉強することは本当に喜ばしい/*楽しいことです。

Gakusei ga isshokenmei benkyousuru koto wa hontou ni yorokobashii/*tanoshii koto desu.

Sangat mengembirakan rasanya melihat murid sungguh-sungguh dalam belajar.

Pada kalimat ini yang menjadi subjek adalah seorang pengajar yang berhasil membuat murid-muridnya sungguh-sungguh dalam belajar. Apabila pernyataan ini diungkapkan di depan murid-muridnya, perasaan senang itu tidak akan dirasakan oleh para murid seperti yang dirasakan oleh si guru. Usaha yang dilakukan murid dan guru pasti berbeda, jadi perasaan yang timbul pun akan berbeda. Jadi akan terlihat aneh apabila pernyataan itu diungkapkan dengan kata tanoshii.

部下が表彰されるのはまことに喜ばしい/*楽しい。

Buka ga hyoushousareru no wa makoto ni yorokobashii/*tanoshii.

Betul-betul menggembirakan bawahan yang diberi penghargaan.

Pada kalimat ini dapat digambarkan sebuah suasana yang menyenangkan buat si penerima penghargaan yang dalam hal ini adalah bawahan sebuah perusahaan. Hal yang membuat senang adalah sebuah objek yang didapat melalui sebuah proses yang dialami langsung oleh si subjek sehingga sangat tepat menggunakan kata yorokobashii. Namun, ketika pernyataan itu diungkapkan didepan orang lain. Perasaan senang yang dirasakan si subjek tidak akan sama dengan yang dirasakan oleh si tidak menerima penghargaan itu sehingga akan terdengar aneh apabila menggunakan istilah tanoshii.

c. Penggunaan adjektiva tersebut secara gramatikal dan maknanya kurang tepat, tetapi masih bisa digunakan (?)

あなたの病気が治って,こんなに喜ばしい/?楽しいことはありません。

Anata no byouki ga naotte, konnani yorokobashii/?tanoshii koto wa arimasen

Tidak ada yang lebih menggembirakan seperti ini, dengan sembuhnya anda.

Digunakan yorokobashii karena adanya interaksi dengan pihak kedua (yang sembuh) dan si subjek mengetahui proses hingga si objek sembuh. Namun tidak tepat jika menggunakan kata ureshii karena tidak bersifat individual dan tidak berasal dari dirinya sendiri tetapi akibat suatu hal. Digunakan tanoshii lebih tepat karena bisa saja orang yang mendengarkan pernyataan tersebut juga merasakan kesenangan itu.

卒業の日は、学生にとって一番喜ばしい/?楽しい

Sotsugyou no hi wa, gakusei ni totte ichiban yorokobashii/?tanoshii desu.

Menurut murid, saat kelulusan adalah saat yang menyenangkan.

Pada kalimat ini, muncul perasaan senang yang dialami oleh si subjek (murid) karena setelah mengalami proses belajar dan ujian akhirnya mereka lulus sehingga lebih tepat diungkapkan dengan istilah yorokobashii. Apabila diungkapkan ke orang lain, tidak akan merasakan senang seperti yang dirasakan si murid sehingga tidak tepat menggunakan istilah tanoshii.

3. Ureshii dengan Yorokobashii

a. Bisa Disubstitusikan (/)

われわれの研究会がどんどん発展するのは喜ばしい/嬉しいことだ。

Warawara no kenkyuukai ga dondon hatten suru no wa yorokobashii/ureshii.

Kelompok penelitian kami yang semakin maju merupakan hal yang menggembirakan.

Kalimat ini dapat dibubuhi kedua buah adjektiva baik itu yorokobashii maupun dengan ureshii. Yorokobashii diungkapkan apabila cenderung dilihat dari proses sampai subjek mendapatkan rasa senang itu dan subjek merasakan rasa senang itu karena adanya objek. Sedangkan, ureshii dilihat dari segi personal yang merasakan senang, jadi lebih bersifat subjektif.

b. Penggunaan adjektiva tersebut tidak tepat (tidak gramatikal) (*)

またお会いできて嬉しい/*喜ばしいです。

Mata  oaidekite ureshii desu.

Saya gembira dapat bertemu lagi.

Pada kalimat ini mengungkapkan perasaan personal yang tidak dipengaruhi oleh suasana tempat berlangsungnya kejadian. Hal ini juga bersifat sesaat sehingga sangat tepat digunakan kata ureshii dibandingkan dengan kata yorokobashii.

c. Penggunaan adjektiva tersebut secara gramatikal dan maknanya kurang tepat, tetapi masih bisa digunakan (?)

卒業の日は、学生にとって一番喜ばしい/?嬉しい

Sotsugyou no hi wa, gakusei ni totte ichiban yorokobashii/?ureshii desu.

Menurut murid, saat kelulusan adalah saat yang menyenangkan.

Pada kalimat ini, rasa senang muncul karena dipengaruhi oleh psikologis tempat (suasana) sehingga subjek (murid) merasa senang bukan karena dari dirinya sendiri melainkan karena kelulusan sehingga tidak tepat digunakan ureshii.

2.2 Analisis Kata Senang, Gembira, dan Bahagia Ditinjau Dari Makna Kalimat

Kata Senang

Contoh :

1) “Emosi dapat ditunjukkan ketika merasa senang mengenai sesuatu, marah kepada seseorang, ataupun takut terhadap sesuatu”.

Pada kalimat ini, ungkapan rasa senang disejajarkan dengan perasaan lain yang juga sama-sama berasal dari diri seseorang dan bersifat pribadi. Ungkapan rasa senang sangatlah subjektif karena ungkapan mengenai suatu hal belum tentu juga dirasakan oleh orang lain.

2) “Saya senang bisa bertemu denganmu lagi”.

Pada kalimat ini menunjukan perasaan senang yang sangat subjektif yang hanya dirasakan oleh pelaku akibat suatu hal yaitu dalam hal ini “bertemu”.

3) “Saya senang mendengar pernyataan orang yang mengatakan bahwa kamu adalah orang yang baik”.

Pada kalimat ini menunjukan perasaan senang yang sangat subjektif yang hanya dirasakan oleh pelaku setelah mendengar suatu hal belum tentu perasaan ini juga dirasakan oleh orang lain walaupun mendengar pernyataan yang sama. Dengan kata lain, perasaan senang yang timbul akibat pernyataan orang lain atau karena pengaruh suasana tempat.

4) “Dia sangat senang mengetahui kabar tentang kesuksesan anaknya”.

Perasaan senang yang ditunjukkan sangat subjektif menyangkut kepada objek yang mendengar kabar ini saja sehingga pihak lain tidak mungkin dapat merasakan perasaan yang dialami oleh pembicara (objek pengalam) dan tidak ada rentang waktu perasaan ini muncul karena bersifat sementara dan terjadi pada waktu yang singkat (hanya saat objek mendengarkan kabar itu).

5) “Silures adalah suku kuat yang senang berperang pada masa Britania kuno, menduduki wilayah Monmouthshire, Breconshire dan Glamorganshire di Wales selatan”.

Pada kalimat ini, istilah senang digunakan untuk menunjuk sesuatu yang bersifat personal atau kelompok tertentu dan sudah tentu tidak berlaku untuk yang lainnya. Kalimat ini merupakan simpulan dari asumsi seseorang terhadap sesuatu yang sebelumnya terjadi dan sekali lagi ini bersifat sangat pribadi dan bisa dikatakan karena berupa pendapat yang belum tentu memiliki kebenaran yang mutlak. Untuk lebih menekankan rasa senang diakibatkan perasaan personal seseorang sehingga tidak jarang ditemukan istilah “senang hatinya”.

Kata Gembira :

Contoh:

6) “Ketika pedagang tersebut akhirnya berhasil membawa keledainya beserta muatannya ke pinggir sungai dengan selamat, kebanyakan dari garam yang dimuat oleh keledai telah meleleh dan larut ke dalam air sungai. Gembira karena merasakan muatannya telah berkurang sehingga beban yang dibawa menjadi lebih ringan, sang keledai merasa sangat gembira ketika mereka melanjutkan perjalanan mereka”.

Kalimat ini menggunakan kata gembira karena menunjuk terhadap suatu hal yang pasti juga akan dirasakan oleh orang lain apabila mengalami kejadian tersebut. Jadi kata gembira dapat dikatakan ungkapan rasa personal yang juga bersifat universal. Untuk menggunakan kata gembira harus jelas penyebab perasaan itu bisa muncul. Misalnya pada kalimat ini, penyebab rasa gembira itu muncul karena muatannya telah berkurang sehingga beban yang dibawa menjadi lebih ringan. Istilah kata gembira juga sering digunakan dengan kata riang gembira, gembira ria, yang merupakan kata-kata yang tidak bersifat personal.

7) “Konsep kerja emosional muncul dari penelitian-penelitian atas pekerjaan terkait pelayanan, contohnya sebuah maskapai penerbangan mengharapkan pramugari mereka untuk gembira”.

Kata gembira yang digunakan dalam kalimat ini adalah bentuk ungkapan perasaan yang bersifat umum dan perasaan ini juga dirasakan oleh orang lain yang terlibat dalam kalimat tersebut. Kata gembira digunakan apabila suatu pernyataan walaupun bersifat pendapat/asumsi seseorang namun kebenarannya sangatlah besar karena bersifat umum.

8) “Ia bergembira melihat fenomena kutu loncat dari partainya”.

Kalimat ini memberikan pernyataan bahwa perasaan senang timbul akibat suatu hal (ada objek) dan selain pembicara yang merasakan perasaan ini bisa pula dirasakan oleh pihak lain terutama yang terlibat dalam konteks pembicaraan.

9) “Buat Partai Golkar, hal itu menggembirakan karena dari dulu menjadi kawah candradimuka bagi kader-kader partai di Indonesia”.

Kalimat ini mengungkapkan perasaan senang yang bersifat objektif karena perasaan ini timbul bukan semata-mata dari diri sendiri tetapi timbul karena ada objek penyebabnya.

10) “Kami merasa sangat gembira menghabiskan waktu libur di Jakarta”.

Perasaan gembira ini baru muncul setelah mengalami suatu hal atau bisa dikatakan hanya pengalam yang merasakan perasaan ini dan terdapat rentang waktu hingga si pengalam dapat memberikan pernyataan bahwa ia bergembira

Kata Bahagia :

11) “Mereka akhirnya berpelukan dan pulang bersama ke rumah mereka dengan bahagia”.

Istilah bahagia digunakan untuk menunjuk terhadap suatu hal yang bersifat abstrak dan dirasakan dalam kurun waktu yang sangat lama. Dalam kalimat ini kata bahagia digunakan untuk merujuk kepada kehidupan yang lebih baik.

12) “Hal tersebut membuat Nube dan keluarganya bahagia, meskipun mereka hidup miskin”.

Ungkapan kata bahagia lebih personal tanpa melibatkan pihak yang mendengarkan atau membacanya. Namun, hal itu dapat dibayangkan penyebabnya atau kondisinya karena bersifat universal.

13) Siapa saja yang menjalankan lima prinsip di atas akan merasakan kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Sebaliknya, jika lima prinsip di atas tidak dilaksanakan dengan sempurna maka akan menyebabkan kesengsaraan selamanya.

Penggunaan kata bahagia merujuk pada hal yang sangat universal yaitu mengenai dunia dan akhirat. Dalam konteks dunia dan akhirat, selain pembicara juga melibatkan orang lain yang juga ada di dalamnya. Jadi walaupun orang diluar pembicaraan tidak secara langsung terlibat namun secara implisit masuk ke dalam ruang lingkup pembicaraan.

14) “Rasanya Anda tak perlu melakukan perjalanan rumit ke ujung dunia demi mencari bahagia. Untuk mendapatkan kebahagiaan hakiki, mulailah menjaga jarak dengan perangkat komunikasi Anda dan lakukan derma membantu sesama. Itulah pesan yang disuarakan sebuah gerakan global untuk kebahagiaan”.

Kebahagiaan yang dimaksudkan dalam kalimat ini adalah kebahagiaan yang objektivitasnya sangat tinggi yang juga akan dirasakan oleh orang lain. Jadi rasa bahagia melibatkan perasaan interpersonal yang bersifat umum.

15) “Faktor eksternal yang paling berperan dalam kebahagiaan seseorang adalah kualitas hubungan di rumah, tempat kerja dan komunitas. Sementara itu faktor internal yang utama adalah kesehatan mental seseorang”.

Kalimat ini memunculkan istilah “kebahagiaan seseorang” yang memiliki pengertian bahwa pembicara dapat mengutarakan hal ini karena dapat memposisikan diri terhadap orang yang dibicarakan. Hal ini dikarenakan begitu luasnya pembicaraan dan objek pembicaraan pun tidak bersifat pribadi sehingga perasaan itu dapat pula dijelaskan oleh orang lain.

SIMPULAN

Setelah menganalisis adjektiva ureshii, tanoshii, dan yorokobashii pada kalimat bahasa Jepang serta diperbandingkan dengan adjektiva senang, gembira, dan bahagia dalam bahasa Indonesia, dapat disimpulkan bahwa :

1. Adjektiva ureshii memiliki makna yang hampir sama dengan kata senang dalam bahasa Indonesia.

2. Adjektiva tanoshii memiliki makna yang hampir sama dengan kata gembira dalam bahasa Indonesia.

3. Adjektiva yorokobashii memiliki makna yang hampir sama dengan kata bahagia dalam bahasa Indonesia.

4. Persamaan ketiga pasangan adjektiva tersebut adalah :

a. Subjeknya adalah manusia

b. Berfungsi menyampaikan suasana hati

c. Mempunyai kesan positif

d. Menunjukkan adanya sambutan emosi kepuasan.

5. Perbedaan ketiga adjektiva tersebut adalah :

a. Ureshii/senang mengandung makna kepuasan yang lebih individual. Sedangkan Tanoshii/gembira dan yorokobashii/bahagia kepuasan bersama.

b. Perasaan yang dirasakan ureshii/senang seketika itu saja, sedangkan tanoshii/gembira dan yorokobashii/bahagia ada rentang waktu dirasakannya.

c. Yorokobashi/bahagia, tanoshii/gembira, dan senang dalam bahasa Indonesia dipengaruhi suasana tempat sedangkan ureshii tidak dipengaruhi oleh suasana tempat.

DAFTAR PUSTAKA

Hida, Yoshifumi dan Asada Hideko. 1996. Gendai Keiyoshi Yoohoo Jiten. 3­­rded. Tokyo : Tokyodoo Shuppan.

Kridalaksana, Harimurti. 1989. Pembentukan Kata Dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia.

Mulyani, rine. 2009. Makna Bersinonim Adjektiva Ureshii, Tanoshii, dan Yorokobashii (Tinjauan Semantik Struktural). Jatinangor : Universitas Padjadjaran.

Poerwadarminta, W.J.S. 1996. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Sarjy, Kigoto. 1999. Kamus Bahasa Jepang-Bahasa Indonesia. Japan : University Press Kyoto.

Data Internet :

www.ceritakecil.com (4 Mei 2011)

www.detik.com (4 Mei 2011)

www.kompas.com (4 Mei 2011)

www.wikipedia Indonesia.com (4 Mei 2011)

2 komentar:

  1. ohayou, saya agak rancu membaca tulisan saudara. bukankah ureshii=happy (lebih merujuk pada bahagia), tanoshii= fun (lebih merujuk pada senag, menyenangkan), yorokobi= rejoice (lebih merujuk pada gembira)? dan apakah semuanya di atas merupakan pemikiran anda sendiri? apakah tidak ada kutipan sama sekali?

    BalasHapus
  2. Terima kasih atas komentarnya. Penelitian saya ini juga didasarkan pada penelitian sebelumnya dan beberapa buku sebagai literature. Selain itu, saya membuktikan dan menghasilkan sebuah simpulan lewat data2 yang saya peroleh.Silakan dicek, literature yang saya gunakan sebagai teori dalam penelitian saya ini. terima kasih sebelumnya

    BalasHapus