Minggu, 06 November 2011

Perbedaan Partikel To (ト) dan Ni (二)

「ト会う」と「二会う」

「ト」dan「二」yang berfungsi sebagai partikel banyak digunakan untuk menunjukkan maksud pada kata kerja, kata sifat, dan kata sifat penerang kata benda dalam Bahasa Jepang. Contohnya :

1. a. 太郎が花子会った。 (Tarou dan Hanako bertemu)

b. 太郎が花子会った。 (Tarou menemui Hanako)

Bahkan pada kata (menyerupai, sama, konsultasi, bersalaman, berciuman, dll) contoh tersebut pun ada. Perbedaan makna halus dari contoh (1a) dan (1b) juga akan dibahas pada bab ini.

Apabila kata kerja, kata sifat, atau kata sifat penerang kata kerja diatas ditunjukkan dengan huruf V. Sedangkan subjek dilambangkan dengan huruf X dan objeknya dilambangkan dengan huruf Y. Maka akan terdapat beberapa urutan kalimat yang sebenarnya sama-sama dapat diterima secara logika. XYV dapat juga diurutkan menjadi YXV. Struktur kalimat [XY] V dengan [YX] V sama-sama dapat diterima secara logika. Contoh kalimatnya sebagai berikut :

2. a. 太郎が花子結婚した。 (Tarou dan Hanako menikah)

b. 花子が太郎結婚した。 (Hanako dan Tarou menikah)

c. [太郎花子] が結婚した。 ([Tarou dan Hanako] menikah)

d. [花子太郎] が結婚した。 ([Hanako dan Tarou] menikah)

Untuk kalimat Tarou dan Hanako, apabila kalimat (2a) adalah benar maka untuk kalimat (2b), (2c), dan (2d) juga sama-sama benar. Kata kerja yang berlaku seperti contoh diatas misalnya kata : menikah, bertemu, menyerupai. Dengan catatan, kata kerja tersebut menunjukkan perlibatan beberapa orang (lebih dari satu orang), hal yang memerlukan pergerakan, dan di dalam penerjemahannya, kata yang digunakan untuk menunjukkan hubungan satu sama lain bersifat tidak terbatas. Contoh :

3. a. 太郎が花子勉強した。 (Tarou dan Hanako belajar)

b. 花子が太郎勉強した。 (Hanako dan Tarou belajar)

c. [太郎花子] が勉強した。 ([Tarou dan Hanako] belajar)

d. [花子太郎] が勉強した。 ([Hanako dan Tarou] belajar)

Untuk kalimat Tarou dan Hanako diatas, apabila kalimat (3a) itu benar maka untuk kalimat (3b), (3c), dan (3d) juga sama-sama benar.

Berikut, coba perhatikan contoh dibawah ini :

4. a. 太郎が花子恋をした。 (Tarou dan Hanako saling menyintai)

b. 太郎が花子恋をした。 (Tarou menyintai Hanako)

Struktur kalimat (4a) adalah sebagai berikut X YVsama dengan struktur pada kalimat (2) dan (3), dimana kalimat (4a) ini antara Tarou dengan Hanako saling menyintai. Namun berbeda dengan kalimat (4b), Tarou menyintai Hanako tetapi belum tentu keduanya saling menyintai. Struktur kalimat (4b) akan berbeda maknanya apabila strukturnya diubah menjadi seperti kalimat (4c) sebagai berikut :

4. c. 花子が太郎恋をした。 (Hanako menyintai Tarou)

Dengan kata lain, kalimat (4a) mengandung makna bahwa Tarou dan Hanako saling menyintai. Namun pada kalimat (4b) menunjukkan bahwa Tarou menyintai Hanako dari satu pihak saja tidak dapat dipastikan bahwa Hanako juga merasakan perasaan yang sama kepada Tarou. Berikut akan dijabarkan contoh kalimat (5a) dan (5b) yang diantaranya memiliki makna yang berbeda.

5. a. 太郎はその問題にしいて、花子租談した。

b. 太郎はその問題にしいて、花子租談した。

Pada kalimat (5a), antara Tarou dan Hanako sama-sama melakukan konsultasi satu sama lain. Namun, berbeda dengan pemaknaan pada kalimat (5b), menunjukkan bahwa Tarou berkonsultasi kepada Hanako tentang permasalahan itu, menunjukkan aktivitas sepihak saja.

Jadi menurut analisis di atas, seharusnya untuk kalimat (1a) dengan (1b) memiliki makna yang berbeda. makna kalimat (1a), menunjukkan bahwa baik Tarou maupun Hanako masing-masing keluar, menuju ke suatu tempat yang telah disepakati, kemudian bertemu. Namun untuk kalimat (1b), dari segi makna menunjukkan bahwa Hanako dari awal telah berada di tempat pertemuan, kemudian barulah Tarou datang ke tempat itu dan mereka pun bertemu. Kedua peristiwa pada kalimat (1a) dengan (1b) tersebut sangatlah berbeda. Berikut akan dijelaskan skema yang menunjukkan peristiwa tersebut.

6. a. 太郎が花子会った。 (Tarou dan Hanako bertemu)

Tarou (Tempat bertemu) Hanako

b. 太郎が花子会った。 (Tarou menemui Hanako)

Tarou (Tempat bertemu) Hanako

Kalimat (6a) dengan kalimat (6b) sangatlah berbeda apabila dilihat dari konteks pergerakan fisik. Contohnya aktivitas pada kalimat (6a), apabila secara psikologis Hanako yang telah terlebih dahulu sampai dan menunggu untuk bertemu Tarou, agar Tarou menyadari perasaan Hanako yang telah menunggu maka bisa saja digunakan pola kalimat (1b).

Contohnya pada pola kalimat XYト/二会った」. Apabila secara psikologis Y tidak melakukan gerakan maka pola Yト」tidak dapat digunakan dan yang berlaku adalah polaY二」.

7. a. 私は花子ト会いに、渋谷二行った。(Saya dan hanako pergi ke Shibuya untuk bertemu)

b. 私は花子二会いに、渋谷二行った。(Saya pergi ke shibuya untuk menemui hanako)

8. a. 私は先生ト会いに、渋谷二行った。(Saya dan sensei pergi ke Shibuya untuk bertemu)

b. 私は先生二会いに、渋谷二行った。(Saya pergi ke shibuya untuk menemui sensei)

Pada kalimat (8a), pada umumnya tidak berlaku karena bersifat tidak gramatikal. Umumnya, apabila konteks kalimat dimana akan diadakan pertemuan antara murid dengan guru maka yang berlaku adalah pola kalimat pada contoh kalimat (8b). Secara psikologis, murid lah yang memerlukan guru. terdapat istilah [Urutan Tua Muda] yang menunjukkan perasaan pada situasi tersebut.

Dalam situasi ketika Y tidak melakukan pergerakan maka struktur Yト」tidak akan berfungsi.

9. a. 二郎の頭が花子の頭トブシかッタ。 (Kepala jiro dan kepala hanako berbenturan)

花子の頭が二郎の頭トブシカッタ。 (Kepala hanako dan kepala jiro berbenturan)「二郎の頭ト花子の頭」がブシカッタ。 (Kepala jiro dan kepala hanako berbenturan)

「花子の頭ト二郎の頭」がブシカッタ。 (Kepala hanako dan kepala jiro berbenturan)

b. 二郎の頭が花子の頭二ブシカッタ。 (Kepala jiro mementuri kepala hanako)

10. a. *二郎の頭が壁トブシカッタ。 (Kepala jiro dan tembok berbenturan)

*壁が二郎の頭トブシカッタ。 (Tembok dan kepala jiro berbenturan)

*「二郎の頭ト壁」がブシカッタ。 (Kepala jiro dan tembok berbenturan)

*「壁ト二郎の頭」がブシカッタ。 (Tembok dan kepala jiro berbenturan)

b. 二郎の頭が壁二ブシカッタ。 (Kepala jiro mementuri tembok)

Perbedaan antara kalimat (9a) dengan kalimat (10a) dapat dilihat dari segi tata bahasa. Contoh kalimat (9a) bersifat gramatikal sebaliknya contoh kalimat (10a) bersifat tidak gramatikal. Disebut gramatikal pada kalimat (9a) dilihat dari subjek dan objek sebelum dan setelah partikel (). Kalimat (9a) melibatkan dua buah bagian tubuh subjek yang bergerak bersama dan bertemu pada satu titik sehingga logis digunakan partikel (). Namun, berbeda dengan kalimat (10a), tembok merupakan benda mati dan bersifat pasif sehingga tidak berlaku digunakan partikel () seharusnya digunakan partikel () seperti pada kalimat (10b). Berlaku juga partikel () ini pada penjelasan untuk kalimat (9b), walaupun objek setelah partikel merupakan benda hidup bisa saja diam pada saat dikenai sesuatu oleh subjek. Jadi untuk benda hidup berlaku partikel keduanya baik () maupun (). Sedangkan apabila salah satu subjeknya dalam kalimat tersebut merupakan benda mati maka yang berlaku hanyalah partikel ().

Berikut akan diberikan beberapa contoh kalimat dengan penjelasan yang hampir sama dengan contoh kalimat di atas.

11. a. 太郎の頭が花子の手ト/二触れた。(Kepala Taro dan tangan Hanako bersentuhan).

(Kepala Taro menyentuh tangan Hanako)

b. 太郎の手が金庫の鍵*ト/二触れた.(*Tangan Tarou dan kunci brankas bersentuhan)

(Tangan Tarou menyentuh kunci brankas)

12. a. 私は太郎ト/二会った。 (Saya dan Tarou bertemu)

(Saya menemui Tarou)

b. 私は災難*ト/二会った。 (*Saya dan bencana bertemu)

(Saya menemui bencana)

Penjelasan kalimat (11a) sama dengan penjelasan untuk kalimat (9a) dan (9b) sedangkan untuk kalimat (11b) sama dengan penjelasan untuk kalimat (10a) dan (10b). Istimewanya untuk kalimat (12b) karena mengandung unsur paralinguistik mengenai dasar pemikiran orang jepang terhadap peristiwa yang mengakibatkan kerugian atau korban atas sebuah peristiwa atau bencana. Apabila sebuah bencana terjadi pada mereka, orang jepang akan mengatakan bahwa seolah-olah mereka lah yang menemui bencana tersebut karena bencana dianggap benda mati. Sehingga dalam konteks kalimat ini akan dianggap lazim digunakan partikel (). Fenomena kebahasaan yang menjadi cerminan kepribadian orang jepang bisa juga terlihat pada kalimat berikut ini :

13. a. 私はスリト/二会った。 (Saya dan Saudara Suri bertemu)

(Saya menemui Saudara Suri)

b. 私はすり*ト/二会った。 (*Saya dan pencopet bertemu)

(Saya menemui pencopet)

Secara garis besar untuk penjelasan kalimat (13a) dan kalimat (13b) sudah banyak dipaparkan pada penjelasan sebelumnya. Kalimat (13a) dapat menggunakan kedua partikel karena subjeknya adalah benda hidup begitu pula dengan kalimat (13b). Namun untuk kalimat (13b), tidak lazim digunakan partikel () karena subjek merasa menjadi korban atas sebuah kejadian yang dilakukan oleh objek. Sebaliknya apabila subjek merasa diuntungkan atas objek pada kalimat tersebut maka yang berlaku adalah partikel () dan terlihat aneh apabila digunakan partikel (). Berikut ini akan diberikan paparan tentang prinsip hidup masyarakat jepang mengenai penggunaaan partikel () dan () hubungannya dengan peristiwa atau kejadian yang dialaminya.

14. a. 嵐/吹雪/地震/ヒドイ目/悲しい目二会う。

(menemui : topan/badai salju/gempa/kekejaman/kesedihan)

b. *そよ風/*お天気/*嬉しい目二会う。

(menemui : *angin sepoi-sepoi/*cuaca bagus/*kebahagiaan)

Dalam konteks kehidupan jepang, untuk menunjuk peristiwa yang bersifat merugikan akan digunakan partikel () sebaliknya tidak akan berlaku untuk menunjuk ke hal yang mennguntungkan.

Simpulan :

Dari contoh kalimat beserta penjelasannya diatas maka dapat dibuat sebuah tabel yang mencangkup mengenai pembahasan partikel () dan () berikut ini :

MAKNA

PARTIKEL ()

PARTIKEL ()

Saling (resiprok)

O

X

Salah satu subjek pasif

X

O

Subjek benda hidup

O

O

Subjeknya salah satu benda mati

X

O

Menunjukkan kerugian kepada subjek

X

O

Menunjukkan keuntungan kepada subjek

O

X

DAFTAR PUSTAKA

Kuno Hitomi, 1973. 日本語文法教育大修館

2 komentar:

  1. bagus ini artikelnya bang,,, saya juga lagi bahas partikel to,,, ^^

    BalasHapus
  2. Semangat ya,
    tunggu posting berikutnya...
    Tesis saya juga mengenai partikel to

    BalasHapus