Minggu, 09 Desember 2012

Cara Memberi dan Menerima Dalam Masyarakat Jepang


CARA JITU PENGUNGKAPAN YARIMORAI
DALAM PERCAKAPAN BAHASA JEPANG
(Kajian Sintaksis dan Pragmatis Bahasa Jepang)

Oleh :
Ngurah Indra Pradhana

Abstract:
            Deviation of the use of 'yarimorai' occurred in Indonesia's point of view expressed intent given-received in Japan and Indonesia to the interpretation of the verb 'yarimorai' in the translation of the Indonesian language. Research on 'yarimorai' is related to various aspects including syntactic, semantic, and pragmatic in terms of the speaker and listener, as well as elements of the phrase 'yarimorai' experience removal. Therefore, this study considered very important and interesting to study because it is very useful in learning 'yarimorai' is grammatically also is useful in everyday speech to the Japanese. This study entitled "Ways to Disclosure 'Yarimorai' In Japanese Conversation" (Study of Japanese Syntax and Pragmatics). The purpose of this study is to keep misunderstanding the purpose of speech 'yarimorai' is in everyday life as well as provide an understanding of the situation in the use of verbs in speech 'yarimorai'.
            The term 'yarimorai' verbs used to describe a group Jujudoushi / 授受 动词 that characterizes the actions move objects from one point to another. In use, 'yarimorai' serves as a main verb ( 动词 / hondoushi) which refers to the 授受 (mono no jyujyu) and the auxiliary verb ( 动词 / hojodoushi) associated with 恩恵 授受 (onkei no jyujyu). Verbs are used by; situation, relationship, degree (position), and the position of groups within or outside groups. In addition, it is also very closely related to the ways of expressing the sentence in Japanese, namely the use / Keigo (subtle language / respect), 丁宁 / teineigo (plain language), and 砕け 言葉 / kudaketa kotoba (coarse language).
            The results of this study is 'yarimorai' in the context of force structure provides the following sentences: Noun (person) あげ ます (noun (person) before , as to whom a given target). While in the context of the prevailing structure received the following sentences: Noun (person) もらい ます (noun (person) before , showing the origin of the coming administration). In Japanese, the term 'yarimorai' there was polite language are:

Sashiagemasu (give), is a polite form of "agemasu".
Itadakimasu (accept), is a polite form of "moraimasu".
Kudasaimasu (give), is a polite form of "kuremasu".
Key words: 'やり もらい / Yarimorai', 授受 动词 / Jujudoushi, 动词 / hondoushi, 动词 / hojodoushi, and / onkei
BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang :
            Penyimpangan yang terjadi dalam belajar bahasa Jepang cukup banyak, beberapa diantaranya terjadi pada tuturan ‘yarimorai’. Variasi penyimpangan penggunaan unsur bahasa Indonesia dalam ‘yarimorai itu ternyata masih kuat. Beberapa orang Indonesia pembelajar bahasa Jepang ternyata masih banyak melakukan kesalahan yang mengindikasikan adanya interferensi bahasa ibu berbentuk struktur; makna; kesubjekan; dan persona datif; dan lain sebagainya. Penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dilihat dari sudut pandang orang Indonesia menyampaikan maksud beri-terima tersebut dalam bahasa Jepang serta interpretasi orang Indonesia terhadap verba ‘yarimorai’ dalam penerjemahan dalam bahasa Indonesia. Penelitian tentang ‘yarimorai’ ini akan menyangkut berbagai aspek meliputi sintaksis, semantis, dan pragmatik dilihat dari sudut pandang pembicara dan lawan bicara, serta unsur kalimat ‘yarimorai’ yang mengalami pelesapan. Oleh karena itulah, penelitian ini dirasa sangat penting dan menarik untuk diteliti karena sangat berguna dalam pembelajaran ‘yarimorai’ secara tata bahasa juga berguna pula dalam percakapan sehari-hari kepada orang Jepang. Tujuan dari penelitian ini adalah menjauhkan kesalahpahaman maksud tuturan ‘yarimorai’ tersebut dalam kehidupan sehari-hari serta memberikan pemahaman tentang situasi tuturan dalam pemakaian verba dalam ‘yarimorai’ tersebut.
            Istilah ’yarimorai’ digunakan untuk menyebut kelompok verba Jujudoushi/授受動詞yang mencirikan perbuatan memindahkan benda (pindah) dari satu titik ke titik lain. Dalam penggunaannya, ‘yarimorai’ berfungsi sebagai kata kerja utama (本動詞/hondoushi) dan kata kerja bantu (補助動詞/hojodoushi). ’Yarimoraisebagai hondoushi meliputi verba 「やる/yaru」;「あげる/ageru」;「さしあげる/sashiageru」;「くれる/kureru」;「くださる/kudasaru」;「もらう/moraudan「いただく/itadaku. Verba-verba tersebut kemudian digunakan berdasarkan beberapa hal penting meliputi; situasi, hubungan, derajat (kedudukan), dan posisi kelompok dalam atau kelompok luar. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, akan terlihat bagaimana status sosial pemberi maupun penerima dalam masyarakat. Masing-masing verba di atas, juga sangat erat hubungannya dengan cara mengungkapkan kalimat dalam Bahasa Jepang, yaitu dengan memakai敬語/keigo (bahasa halus/hormat),  丁寧語/teineigo (bahasa biasa), dan砕けた言葉/kudaketa kotoba (bahasa kasar).

1.2  Verba ’Yarimorai Berdasarkan Aspek Linguistik
            Verba-verba dalam ’yarimorai’ itu dikelompokkan dalam verba Jujudoushi「じゅじゅどうし/授受動詞」atau‘beri-terima’. Verba Jujudoushi yaitu verba yang menyatakan suatu proses memberi dan menerima. Proses tersebut dalam bahasa Jepang dibedakan atas tujuh verba. Lima diantaranya mempunyai pengertian dari pemberi dan dua dari penerima. Ketujuh verba tersebut antara lain; untuk memberi (sashiageru, ageru, yaru, kudasaru, dan kureru), untuk menerima (itadaku dan morau). Verba-verba tersebut dapat dikelompokkan atas tiga kelompok verba berdasarkan fungsi sintaksisnya. Masing-masing kelompok verba tersebut terdiri dari verba yang mempunyai arti yang sama tetapi dibedakan oleh adanya tingkatan bahasa menurut status sosial dalam masyarakat. Kelompok verba tersebut antara lain :


1.      Sashiageru, Ageru, Yaru (Memberi)
      Sashiageru, ageru, dan yaru dipakai apabila pemberi sebagai subjek memberi sesuatu adalah saya (kata ganti orang pertama) atau pihak kelompok dalam dari pembicara kepada penerima sebagai objek adalah pihak luar atau bisa juga masih dalam lingkungan kelompok dalam dari pembicara tersebut.  
2.      Kudasaru dan Kureru (Memberi)
      Kudasaru dan kureru dipakai apabila pemberi sebagai subjek memberi kepada penerima. Penerima disini adalah saya (kata ganti orang pertama) dan orang-orang yang berada disekitar saya yaitu keluarga saya dan teman akrab saya.
3.      Itadaku dan Morau (menerima)
      Itadaku dan morau dipakai apabila penerima sebagai subjek menerima sesuatu dari pemberi, dimana saya bukan pemberi.

1.3  Perbedaan Verba  Yarimorai’ Berdasarkan Aspek Non Linguistik
            Pemakaian kata kerja yarimorai ini erat hubungannya aspek-aspek non linguistik yang meliputi : status atau kedudukan seseorang dalam masyarakat serta ditentukan pula dengan keterkaitannya pada kelompok dalam atau kelompok luar. Dengan mengetahui status atau kedudukan lawan bicara akan memudahkan pemakai kata kerja yarimorai ini menentukan kata kerja yang dipakai. Adapun penggunaan verba yarimorai ini adalah sebagai berikut :
1.      Sashiageru (Memberi)
      Digunakan apabila pembicara atau anggota kelompok dalam memberi kepada orang yang lebih tinggi kedudukannya atau orang dari kelompok luar.
Contoh : 私は先生に花をさしあげました。(Watashi wa sensei ni hana o sashiagemashita/Saya memberikan bunga kepada sensei)


2.      Ageru (Memberi)
      Digunakan apabila pembicara atau anggota kelompok dalam memberi kepada orang yang sederajat atau orang dari kelompok luar.
Contoh : 私はアリさんの誕生日にネクタイをあげました。(Watashi wa Ari san no tanjyoubi ni nekutai o agemashita/Saya memberikan dasi kepada Ari)
3.      Yaru (memberi)
      Seorang pembicara yang sopan hampir tidak pernah menggunakan kata kerja ini kepada orang lain, kecuali kepada anak sendiri atau adik sendiri. biasanya digunakan bukan untuk manusia, akan tetapi untuk hewan peliharaan atau tanaman.
Contoh : 私は猫にえさをやりました。(Watashi wa neko ni esa o yarimashita/Saya memberikan makan kepada kucing)
4.      Kudasaru (memberi)
      Digunakan apabila seseorang yang derajatnya lebih tinggi atau orang dari kelompok luar memberi kepada pembicara atau kepada orang lain dari kelompok dalam.
Contoh : 田中先生は父に手紙をくださいました。(Tanaka Sensei wa chichi ni tegami wo kudasaimashita/Tanaka Sensei memberikan surat kepada ayah (saya))
5.      Kureru (memberi)
      Digunakan apabila seseorang bawahan, sederajat, atau dari kelompok dalam member kepada pembicara atau anggota kelompok dalam.
Contoh : 姉は私にチョコレートをくれました。(Ane wa watashi ni chokoreeto o kuremashita/Kakak (perempuan) saya memberikan coklat kepada saya)
6.      Itadaku (menerima)
      Digunakan pada saat pembicara atau seseorang menerima sesuatu dari orang yang lebih tinggi kedudukannya atau dari kelompok luar.
Contoh : 私はエリ先生に本をいただきました。(watashi wa Eri Sensei ni hon o itadakimashita/saya menerima buku dari Eri Sensei)
7.      Morau (Menerima)
Digunakan pada saat seseorang atau pembicara menerima dari seseorang yang sederajat atau dari seseorang yang lebih rendah derajatnya.
Contoh : リナさんはアリさんに本をもらいました。(Rina san wa Ari san ni hon o moraimashita/Rina menerima buku dari Ari)

1.4  Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemakaian Yarimorai
            Pemakaian yarimorai dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti faktor-faktor berikut ini :
1.      Situasi
      Pemakaian yarimorai sangat bergantung pada situasi ujaran. Terutama pada situasi formal atau situasi non formal. Pada situasi formal, biasanya digunakan yarimorai dalam bentuk hormat, sedangkan pada situasi non formal bisa digunakan bentuk netral atau bentuk kasar untuk mengungkapkan tingkat keakraban. Dalam situasi non formal, bentuk hormat sering pula digunakan tergantung pada cara pembicara ingin memperlihatkan perbedaan yang khusus dengan cara menghargai orang yang sedang dibicarakan.
2.      Hubungan
      Hubungan pemberi dan penerima menentukan pula dalam pemakaian kata kerja yarimorai. hal ini mengacu pada tingkat keakraban antara pemberi dan penerima. apabila pemberi dan penerima sudah mempunyai hubungan yang akrab/dekat walaupun mempunyai derajat yang sama dapat mempergunakan bentuk lain. sebaliknya, untuk orang yang baru dikenal walaupun derajat orang tersebut sama atau lebih rendah dari pemberi maka mempergunakan bentuk halus.
3.      Kelompok Dalam atau Kelompok Luar
      Pihak yang berbicara dan pihak lawan bicara sangat menentukan dalam pemilihan bentuk kata kerja yarimorai. Pemilihan kata kerja tersebut dapat ditentukan dari status sosial dalam masyarakat. adanya kelompok dalam dan kelompok luar mempermudah dalam pemilihan ini. namun, konsep kelompok dalam dan kelompok luar ini sangat relatif. seseorang mungkin digolongkan ke dalam kelompok dalam karena adanya keterikatan, sementara itu orang dari kelompok lain menganggap sebagai anggota kelompok luar.

1.5  Kata Kerja Bantu -Te Yaru dan -Te Morau
            Kata kerja jujudoushi dapat pula digunakan sebagai Hojodoushi. Hojodoushi adalah suatu bentuk kata kerja bentuk -te yang menempel pada suatu kata kerja lain dan mempunyai fungsi menyokong arti kata kerja didepannya. Verba-verba ’yarimoraiyang termasuk ke dalam hojodoushi menurut Taketoki 1989 memenuhi struktur ........ hojodoushi 」. Sebagai kata kerja bantu menggunakan istilah 「ほじょどうし補助動詞」digunakan untuk menyatakan fungsi ’yarimorai’ dalam perilakunya sebagai verba bantu verba utama.  Kasus ini ditandai dengan adanya makna perlakuan yang ’diberikan’ atau ’diterima’. Untuk pendekatan pemahamannya digunakan istilah ’beri-terima jasa’.
            Fungsi kata kerja jujudoushi sebagai hojodoushi adalah menyatakan suatu proses perbuatan seseorang terhadap orang lain yang bermanfaat, meliputi seseorang memberikan bantuan atau menerima bantuan dari orang lain. Pemakaian kata kerja yarimorai sebagai hojodoushi sama halnya dengan pemakaian yarimorai sebagai jujudoushi. Sebagai hojodoushi, verba ’yarimorai kerap hadir dalam struktur ...... ..てあげる/..てくれる/.. もらう 」./ ...... て 補助動詞. Pemakaiannya pun dilihat dari situasi, hubungan, derajat (kedudukan), kelompok dalam atau kelompok luar.

BAB II
PEMBAHASAN

            Bahasa jepang memiliki cara pengungkapan yang khas untuk menyatakan konsep  “memberi dan menerima”. Dalam istilah bahasa Jepang, konsep “memberi dan menerima”  dikenal dengan istilah ’yarimorai atau ’yarimorai
Yarimorai’ diungkapkan dengan kata-kata berikut :
1.      Moraimasu (menerima)
2.      Agemasu (memberi)
3.      Kuremasu (memberi), digunakan jika sesuatu itu diberikan kepada orang pertama (saya) atau kepada orang-orang yang masih ada kaitannya dengan lingkungannya (lingkungan saya). Kata ini tidak bisa digunakan kepada orang lain, pada konteks seperti ini digunakan istilah “agemasu”.
4.      Yarimasu (memberi), digunakan jika sesuatu diberikan kepada orang yang lebih rendah statusnya; adik, anak kecil, binatang peliharaan, atau kepada sesuatu yang bersifat netral.
5.      Itadakimasu (menerima), adalah bentuk sopan dari “moraimasu”.
6.      Kudasaimasu (memberi), adalah bentuk sopan dari “kuremasu”.
7.      Sashiagemasu (memberi), adalah bentuk sopan dari “agemasu”.
Contoh aplikasinya dalam kalimat :
1.      Watashi wa haha ni purezento wo moraimasu    
(saya menerima hadiah dari ibu)
2.      Watashi wa tomodachi ni purezento wo agemasu           
(saya memberi hadiah kepada teman)
3.      Tomodachi wa watashi ni purezento wo kuremasu         
(teman memberi saya hadiah)
4.      Watashi wa sakana ni esa wo yarimasu               
(saya memberi pakan kepada ikan)
5.      Watashi wa Tanaka sensei kara purezento wo itadakimasu.       
(saya menerima hadiah dari Tuan Tanaka)
6.      Tanaka sensei wa watashi ni purezento wo kudasaimasu.           
(tuan tanaka memberi saya hadiah)
            Perhatikan bahwa kalimat (1), menggunakan kata “moraimasu” karena si –watashi  (saya) menerima sesuatu (hadiah) dari orang terdekatnya (ibu).  Berbeda dengan kalimat (5), menggunakan kata “itadakimasu karena menerima sesuatu dari orang luar dan ada kesan menghormati.
            Demikian juga halnya dengan istilah memberi, untuk kalimat (2) digunakan kata “agemasu” karena dari “saya” memberi kepada orang lain diluar kaitan kekeluargaan. Kata “agemasu” bersifat netral dan menunjukkan posisi yang setara antara pembicara dengan lawan bicara. Begitu pula dengan kalimat (3), menggunakan kata “kuremasu” karena yang memberi dari luar (teman)  kepada pihak dalam (saya), dan sifat pembicaraan sangat netral dengan posisi yang sama di kedua belah pihak. Berbeda dengan kalimat (4), kalimat ini menggunakan “yarimasu” karena konteks yang diberi adalah binatang yang posisinya dibawah yang memberi. Terakhir pada kalimat (6), yang memberi adalah seseorang yang memiliki kedudukan lebih tinggi daripada yang menerima, dari kalimat ini pula ada unsur penghormatan pihak luar kepada pihak dalam sehingga digunakanlah kata “kudasaimasu”.

BAB III
PEMETAAN YARIMORAI


                        あげる
   私                               他人                                       
                       
                        もらう

                                    あげる
   私                   もらう           他人                                       
                       
                                    くれる          

            近い人                       あげる
   私                   もらう           他人                                       
            家族
                                    くれる          
            Penjelasan spesifik aktifitas verba ’yarimoraidi atas, menurut Modern Japanese (1988) dijelaskan sebagai berikut: Verba-verba di atas adalah suatu hubungan tata bahasa dinyatakan berterima jika difungsikan dengan memperhatikan keterlibatan jenis pronomina persona (pp) pada posisi subjek sebagai titik awal perpindahan benda menuju titik akhir atau datif (tujuan).
Lebih rinci dapat dijelaskan melalui tabel seperti berikut ini :
Titik fungsional subjek
Titik tujuan/datif
Hondoushi/hojoudoushi
yang digunakan
Catatan
watashi (pp-1)
anata (pp-2)
konokata (pp-3)
(pp-2)
(pp-3)
(pp-3)
agerusashiageru
agerusashiageru
agerusashiageru
Urutan
tetap
anata (pp-2)
sonohito (pp-3)
sonohito (pp-3)
(pp-1)
(pp-2)
(pp-3)*
kurerukudasaru
kurerukudasaru
kurerukudasaru
Urutan
tetap
*ada hubungan 「内」uchi” antar pembicara dan pp-3 (pronomina persona 3) sebagai datif.
Tabel dapat dijelaskan sebagai berikut; pp-1/pp-2/pp-3 pp-2/pp-3; pp-2/pp-3, menggunakan ’ageru’, memberi (urutan tetap). pp-2/pp-3 pp-1/pp-2/pp-3*, menggunakan ’kureru’, memberi (urutan tetap).
watashi (pp-1)
anata (pp-2)
(pp-2)
(pp-3)
morauitadaku
morauitadaku
Urutan
tetap

Datif pada penggunaan verba morau ’menerima’ berperan sebagai subjek sehingga kedudukan verba terhadap pronomina persona menjadi seperti berikut. pp-1/pp-2/←← pp-2/pp-3. Sementara efek-efek keigo dalam hubungan sosial menjelaskan hubungan ’beri-terima’ yang berpangkal pada subjek ”watashi” diatur sebagai berikut :
saya memberi kepada → seseorang yang derajatnya ’sama’
menggunakan ’ageru
seseorang yang derajatnya ’tinggi’
menggunakan ’sashigeru
seseorang yang derajatnya ’rendah’
menggunakan ’yaru
saya menerima .. dari ← seseorang yang derajatnya ’sama’
menggunakan ’morau’.
seseorang yang derajatnya ’tinggi’
menggunakan ’itadaku’.
seseorang yang derajatnya ’rendah’
menggunakan ’morau’.
seseorang memberi .. kepada saya→ yang derajatnya ’sama’
menggunakan’kureru’.
yang derajatnya ’tinggi’
menggunakan ’kudasaru’.
yang derajatnya ’rendah’
menggunakan ’kureru
            Penjelasan lebih jauh tentang ’yarimorai’ hubungannya dengan keigo mengungkap hubungan ’uchi-soto「内-外」, yaitu satu pandangan yang melibatkan penggunaan subjek dan keterkaitan sosialnya terhadap objek tuturan, dan pertimbangan subjek pada posisi datif dan pembicara.
BAB IV
SIMPULAN

            Yarimoraiadalah pengungkapan beri-terima (Jyujyuhyougen). Ungkapan beri-terima tersebut dapat kita rumuskan secara kasar sebagai berikut :
Kata benda (orang) に あげます   (konteks memberi)
Kata benda (orang) sebelum , sebagai sasaran kepada siapa yang diberikan.
Kata benda (orang) に もらいます            (konteks menerima)
Kata benda (orang) sebelum , menunjukkan asal datangnya pemberian.
            Dalam Bahasa Jepang dikenal istilah sonkeigo (bahasa sopan untuk meninggikan lawan bicara), istilah-istilah yarimorai pun terdapat bahasa yang lebih sopannya sebagai berikut :
      Sashiagemasu (memberi), adalah bentuk sopan dari “agemasu”.
      Itadakimasu (menerima), adalah bentuk sopan dari “moraimasu”.
      Kudasaimasu (memberi), adalah bentuk sopan dari “kuremasu”.

Ada dua struktur kalimat secara sintaksis pengungkapan istilah yarimorai :

あげます
Kata benda (orang) に 
もらいます

くれます

あげます
Kata kerja bentuk
もらいます

くれます

Catatan :
            Dalam konteks tertentu, bisa diganti dengan から. から umumnya dipakai untuk lembaga atau perusahaan dan jarang digunakan untuk menunjuk kepada orang (khusus untuk kata もらいます/いただきます).
            Istilah てあげます menunjukkan hal memberikan kebaikan kepada lawan bicara. Apabila yang melakukan perbuatan itu adalah si pembicara sendiri maka dapat memberi kesan sombong. Oleh karena itu, sebaiknya dihindarkan pada waktu berbicara dengan orang yang lebih tinggi kedudukannya. Bentuk ini dipakai diantara orang-orang yang sangat akrab. Untuk perbuatan menawarkan bantuan kepada lawan bicara yang kurang akrab maka dipakai K.kerja (bentuk ます) ましょうか例:手伝いましょうか、ご案内いたしましょうか。
Bentuk てもらいます mengandung makna terima kasih pihak yang menerima perbuatan.


DAFTAR PUSTAKA

Hiroyuki Shirakawa; Isao Iori; et al. 2001. 中上級を教える人のための日本語文法ハンドブック. Tōkyō : Surī Ē Nettowāku.
Hiroshi Matsuoka; Isao Iori; et al. 2000. 初級を教える人のための日本語文法ハンドブッ. Tōkyō : Surī Ē Nettowāku.
Tanaka, Yone. 2002. Minna No Nihongo (Shokyuu I). Surabaya: PT. Pustaka Lintas Budaya. Seri A Network.
Tanaka, Yone. 2002. Minna No Nihongo (Shokyuu II). Surabaya: PT. Pustaka Lintas Budaya. Seri A Network.
Yoshikawa, Taketoki.1989. Nihongo Bunpou Nyumon. Japan: NAFL.






LAMPIRAN I
DATA YARIMORAI

Watashi wa kimura san ni hana wo agemasu.
(saya memberi bunga kepada tuan kimura)
Watashi wa kimura san ni hon wo kashite agemashita.
(saya memberikan pinjaman buku kepada saudara kimura)
Watashi wa yamada san ni byouin no denwa bango wo oshiete moraimashita.
(saya menerima pemberitahuan tentang nomor telpon rumah sakit dari saudara yamada)
Watashi wa karina san ni (kara) chokoretto wo moraimasu.
(saya menerima cokelat dari saudara karina)
Satou san wa watashi ni kurisumasuka-do wo kuremashita.
(saya menerima kartu natal dari saudara satou)
Haha wa watashi ni he-ta- wo okutte kuremashita.
(saya menerima persiapan penghangat dari ibu)
Contoh pelesapan (watashi)
1.      Sore wa nan desuka?
(apakah ini ?)
Techou desu. Yamada san ni moraimasu.
(buku catatan. (saya) menerima dari saudara yamada.
2.      Mira san, kinou no pa-ti- no ryouri wa zenbu jibun de tsukurimashitaka.
(Saudara Miler, apakah sendiri membuat semua masakan pada pesta kemaren ?)
Iie, wan san ni tetsudatte moraimasita.
(tidak, (saya) menerima bantuan dari saudara Wan)
3.      Tarou kun wa obaachan ga suki desuka?
(saudara Tarou , apakah kamu suka nenekmu ?)
Hai, suki desu. Obaachan wa itsumo okashi wo kuremasu.
(ya, suka. (saya) selalu menerima kue dari nenek).
4.      Densha de ikimashitaka.
(apakah pergi menggunakan kereta ?)
Iie, yamada san ga kuruma de okutte kuremashita.
(tidak, (saya) menerima antaran dengan menggunakan mobil oleh saudara yamada).
5.      Oishii wain desune.
(wain yang enak ya)
Ee, satou san ga kuremashita. Furansu no wain desu.
(ya, (saya) menerimanya dari saudara satou. Wain perancis).
6.      Tarou kun wa haha no hi ni okaasan ni nani wo shite agemasuka.
(Saudara Tarou, apa yang dilakukan kepada ibu pada saat hari ibu)
Piano wo hiite agemasu.
((saya) memberikan permainan piano).




1 komentar:

  1. Selamat siang, mas. Perkenalkan saya mahsiswi sastra jepang undip. Mas indra, saya boleh minta alamat emailnya??? postingan tentang 'cara jitu pengungkapan yarimorai dalam kalimat bahasa jepang' ada PDFnya tidak mas?

    BalasHapus