CARA JITU
PENGUNGKAPAN ’YARIMORAI’
DALAM
PERCAKAPAN BAHASA JEPANG
(Kajian
Sintaksis dan Pragmatis Bahasa Jepang)
Oleh :
Ngurah
Indra Pradhana
Abstract:
Deviation of the use of
'yarimorai' occurred in Indonesia's point of view expressed intent given-received
in Japan and Indonesia to the interpretation of the verb 'yarimorai' in the
translation of the Indonesian language. Research on 'yarimorai' is related to
various aspects including syntactic, semantic, and pragmatic in terms of the
speaker and listener, as well as elements of the phrase 'yarimorai' experience
removal. Therefore, this study considered very important and interesting to
study because it is very useful in learning 'yarimorai' is grammatically also
is useful in everyday speech to the Japanese. This study entitled "Ways to
Disclosure 'Yarimorai' In Japanese Conversation" (Study of Japanese Syntax
and Pragmatics). The purpose of this study is to keep misunderstanding the
purpose of speech 'yarimorai' is in everyday life as well as provide an understanding
of the situation in the use of verbs in speech 'yarimorai'.
The term 'yarimorai'
verbs used to describe a group Jujudoushi / 授受 动词 that
characterizes the actions move objects from one point to another. In use,
'yarimorai' serves as a main verb (本 动词 /
hondoushi) which refers to the 物 の 授受 (mono no jyujyu) and the auxiliary verb (补助 动词 / hojodoushi) associated with 恩恵 の 授受 (onkei no
jyujyu). Verbs are used by; situation, relationship, degree (position), and the
position of groups within or outside groups. In addition, it is also very
closely related to the ways of expressing the sentence in Japanese, namely the
use 敬 语 / Keigo (subtle language / respect), 丁宁 语 / teineigo (plain language), and 砕け た 言葉 / kudaketa
kotoba (coarse language).
The results of this
study is 'yarimorai' in the context of force structure provides the following
sentences: Noun (person) に あげ ます (noun (person) before に, as to whom a given target). While in the context of
the prevailing structure received the following sentences: Noun (person) に もらい ます (noun
(person) before に, showing the origin of the coming administration). In
Japanese, the term 'yarimorai' there was polite language are:
•
Sashiagemasu (give), is a polite form of "agemasu".
•
Itadakimasu (accept), is a polite form of "moraimasu".
•
Kudasaimasu (give), is a polite form of "kuremasu".
Key words: 'やり もらい / Yarimorai', 授受 动词 /
Jujudoushi, 本 动词 /
hondoushi, 补助 动词 /
hojodoushi, and 恩 恵 / onkei
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
:
Penyimpangan yang terjadi dalam belajar
bahasa Jepang cukup
banyak, beberapa diantaranya terjadi pada tuturan ‘yarimorai’. Variasi
penyimpangan penggunaan unsur bahasa
Indonesia dalam ‘yarimorai’
itu
ternyata masih kuat. Beberapa orang Indonesia pembelajar bahasa Jepang ternyata
masih banyak melakukan kesalahan yang mengindikasikan adanya interferensi
bahasa ibu berbentuk struktur; makna; kesubjekan; dan persona datif; dan lain
sebagainya. Penyimpangan-penyimpangan
yang terjadi dilihat dari sudut pandang orang Indonesia menyampaikan maksud beri-terima tersebut dalam bahasa Jepang
serta interpretasi orang Indonesia terhadap verba ‘yarimorai’ dalam penerjemahan dalam bahasa Indonesia. Penelitian
tentang ‘yarimorai’ ini akan
menyangkut berbagai aspek meliputi sintaksis, semantis, dan pragmatik dilihat
dari sudut pandang pembicara dan lawan bicara, serta unsur kalimat ‘yarimorai’ yang mengalami pelesapan.
Oleh karena itulah, penelitian ini dirasa sangat penting dan menarik untuk
diteliti karena sangat berguna dalam pembelajaran ‘yarimorai’ secara tata bahasa juga berguna pula dalam percakapan
sehari-hari kepada orang Jepang. Tujuan dari penelitian ini adalah menjauhkan
kesalahpahaman maksud tuturan ‘yarimorai’
tersebut dalam kehidupan sehari-hari serta memberikan pemahaman tentang situasi
tuturan dalam pemakaian verba dalam ‘yarimorai’
tersebut.
Istilah
’yarimorai’ digunakan untuk menyebut kelompok verba Jujudoushi/授受動詞yang
mencirikan perbuatan memindahkan benda (pindah) dari satu titik ke titik lain. Dalam
penggunaannya, ‘yarimorai’ berfungsi
sebagai kata kerja utama (本動詞/hondoushi)
dan kata kerja bantu (補助動詞/hojodoushi).
’Yarimorai’ sebagai hondoushi meliputi verba 「やる/yaru」;「あげる/ageru」;「さしあげる/sashiageru」;「くれる/kureru」;「くださる/kudasaru」;「もらう/morau」dan「いただく/itadaku」. Verba-verba
tersebut kemudian digunakan berdasarkan beberapa hal penting
meliputi; situasi, hubungan, derajat (kedudukan), dan posisi kelompok dalam
atau kelompok luar. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, akan terlihat
bagaimana status sosial pemberi maupun penerima dalam masyarakat. Masing-masing verba di
atas, juga sangat erat hubungannya
dengan cara mengungkapkan kalimat dalam Bahasa Jepang, yaitu dengan memakai敬語/keigo
(bahasa halus/hormat), 丁寧語/teineigo
(bahasa biasa), dan砕けた言葉/kudaketa kotoba
(bahasa kasar).
1.2
Verba
’Yarimorai’
Berdasarkan
Aspek Linguistik
Verba-verba
dalam ’yarimorai’ itu dikelompokkan dalam verba Jujudoushi「じゅじゅどうし/授受動詞」atau‘beri-terima’.
Verba Jujudoushi yaitu verba yang
menyatakan suatu proses memberi dan menerima. Proses tersebut dalam bahasa Jepang dibedakan
atas tujuh verba. Lima diantaranya mempunyai pengertian dari pemberi dan dua
dari penerima. Ketujuh verba tersebut antara lain; untuk memberi (sashiageru, ageru, yaru, kudasaru, dan kureru), untuk menerima (itadaku dan morau). Verba-verba tersebut
dapat dikelompokkan atas tiga kelompok verba berdasarkan fungsi sintaksisnya. Masing-masing kelompok verba
tersebut terdiri dari verba yang mempunyai arti yang sama tetapi dibedakan oleh
adanya tingkatan bahasa menurut status sosial dalam masyarakat. Kelompok verba tersebut
antara lain :
1.
Sashiageru, Ageru, Yaru (Memberi)
Sashiageru,
ageru, dan yaru dipakai apabila
pemberi sebagai subjek memberi sesuatu adalah saya (kata ganti orang pertama)
atau pihak kelompok dalam dari pembicara kepada penerima sebagai objek adalah
pihak luar atau bisa juga masih dalam lingkungan kelompok dalam dari pembicara
tersebut.
2.
Kudasaru dan Kureru (Memberi)
Kudasaru
dan kureru dipakai apabila pemberi
sebagai subjek memberi kepada penerima. Penerima disini adalah saya (kata ganti
orang pertama) dan orang-orang yang berada disekitar saya yaitu keluarga saya
dan teman akrab saya.
3.
Itadaku dan Morau (menerima)
Itadaku
dan morau dipakai apabila penerima
sebagai subjek menerima sesuatu dari pemberi, dimana saya bukan pemberi.
1.3 Perbedaan Verba
‘Yarimorai’ Berdasarkan Aspek Non Linguistik
Pemakaian kata kerja ’yarimorai’ ini erat hubungannya aspek-aspek non linguistik yang
meliputi : status atau kedudukan seseorang dalam masyarakat serta ditentukan
pula dengan keterkaitannya pada kelompok dalam atau kelompok luar. Dengan
mengetahui status atau kedudukan lawan bicara akan memudahkan pemakai kata
kerja ’yarimorai’ ini menentukan kata kerja yang dipakai. Adapun penggunaan verba ’yarimorai’ ini adalah
sebagai berikut :
1.
Sashiageru (Memberi)
Digunakan apabila pembicara atau anggota
kelompok dalam memberi kepada orang yang lebih tinggi kedudukannya atau orang
dari kelompok luar.
Contoh : 私は先生に花をさしあげました。(Watashi wa sensei ni hana o sashiagemashita/Saya memberikan bunga kepada sensei)
2.
Ageru (Memberi)
Digunakan apabila pembicara atau anggota
kelompok dalam memberi kepada orang yang sederajat atau orang dari kelompok
luar.
Contoh : 私はアリさんの誕生日にネクタイをあげました。(Watashi wa Ari san no tanjyoubi ni nekutai o
agemashita/Saya memberikan dasi kepada
Ari)
3.
Yaru
(memberi)
Seorang pembicara yang sopan hampir tidak
pernah menggunakan kata kerja ini kepada orang lain, kecuali kepada anak
sendiri atau adik sendiri. biasanya digunakan bukan untuk manusia, akan tetapi
untuk hewan peliharaan atau tanaman.
Contoh : 私は猫にえさをやりました。(Watashi wa neko ni esa o yarimashita/Saya memberikan makan kepada kucing)
4.
Kudasaru
(memberi)
Digunakan apabila seseorang yang
derajatnya lebih tinggi atau orang dari kelompok luar memberi kepada pembicara
atau kepada orang lain dari kelompok dalam.
Contoh : 田中先生は父に手紙をくださいました。(Tanaka Sensei wa chichi ni tegami wo kudasaimashita/Tanaka Sensei memberikan surat kepada ayah (saya))
5.
Kureru
(memberi)
Digunakan apabila seseorang bawahan,
sederajat, atau dari kelompok dalam member kepada pembicara atau anggota
kelompok dalam.
Contoh : 姉は私にチョコレートをくれました。(Ane wa watashi ni chokoreeto o kuremashita/Kakak (perempuan) saya memberikan coklat kepada saya)
6.
Itadaku
(menerima)
Digunakan pada saat pembicara atau
seseorang menerima sesuatu dari orang yang lebih tinggi kedudukannya atau dari
kelompok luar.
Contoh : 私はエリ先生に本をいただきました。(watashi wa Eri Sensei ni hon o itadakimashita/saya menerima buku dari Eri Sensei)
7.
Morau (Menerima)
Digunakan
pada saat seseorang atau pembicara menerima dari seseorang yang sederajat atau
dari seseorang yang lebih rendah derajatnya.
Contoh : リナさんはアリさんに本をもらいました。(Rina san wa Ari san ni hon o moraimashita/Rina menerima buku dari Ari)
1.4 Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Pemakaian ’Yarimorai’
Pemakaian ’yarimorai’ dipengaruhi
oleh beberapa faktor seperti faktor-faktor berikut ini :
1.
Situasi
Pemakaian ’yarimorai’ sangat
bergantung pada situasi ujaran. Terutama pada situasi formal atau situasi non
formal. Pada situasi formal, biasanya digunakan ’yarimorai’ dalam
bentuk hormat, sedangkan pada situasi non formal bisa digunakan bentuk netral
atau bentuk kasar untuk mengungkapkan tingkat keakraban. Dalam situasi non
formal, bentuk hormat sering pula digunakan tergantung pada cara pembicara
ingin memperlihatkan perbedaan yang khusus dengan cara menghargai orang yang
sedang dibicarakan.
2.
Hubungan
Hubungan pemberi dan penerima menentukan
pula dalam pemakaian kata kerja ’yarimorai’. hal ini mengacu pada tingkat keakraban antara
pemberi dan penerima. apabila pemberi dan penerima sudah mempunyai hubungan
yang akrab/dekat walaupun mempunyai derajat yang sama dapat mempergunakan
bentuk lain. sebaliknya, untuk orang yang baru dikenal walaupun derajat orang
tersebut sama atau lebih rendah dari pemberi maka mempergunakan bentuk halus.
3.
Kelompok Dalam
atau Kelompok Luar
Pihak yang berbicara dan pihak lawan
bicara sangat menentukan dalam pemilihan bentuk kata kerja ’yarimorai’. Pemilihan kata kerja tersebut dapat ditentukan dari
status sosial dalam masyarakat. adanya kelompok dalam dan kelompok luar
mempermudah dalam pemilihan ini. namun, konsep kelompok dalam dan kelompok luar
ini sangat relatif. seseorang mungkin digolongkan ke dalam kelompok dalam karena
adanya keterikatan, sementara itu orang dari kelompok lain menganggap sebagai
anggota kelompok luar.
1.5 Kata Kerja
Bantu -Te Yaru dan -Te Morau
Kata kerja jujudoushi
dapat pula digunakan sebagai Hojodoushi.
Hojodoushi adalah suatu bentuk kata
kerja bentuk -te yang menempel pada
suatu kata kerja lain dan mempunyai fungsi menyokong arti kata kerja
didepannya. Verba-verba ’yarimorai’ yang termasuk ke dalam hojodoushi menurut Taketoki 1989 memenuhi
struktur 「...に.....を
hojodoushi 」.
Sebagai kata kerja bantu menggunakan istilah 「ほじょどうし補助動詞」digunakan
untuk menyatakan fungsi ’yarimorai’ dalam perilakunya sebagai verba
bantu verba utama. Kasus ini ditandai
dengan adanya makna perlakuan yang ’diberikan’ atau ’diterima’. Untuk
pendekatan pemahamannya digunakan istilah ’beri-terima jasa’.
Fungsi kata kerja jujudoushi
sebagai hojodoushi adalah
menyatakan suatu proses perbuatan seseorang terhadap orang lain yang
bermanfaat, meliputi seseorang memberikan bantuan atau menerima bantuan dari
orang lain. Pemakaian kata kerja ’yarimorai’ sebagai hojodoushi sama halnya dengan pemakaian ’yarimorai’ sebagai jujudoushi.
Sebagai
hojodoushi,
verba ’yarimorai’
kerap
hadir dalam struktur「 ......を
..てあげる/..てくれる/..て
もらう 」./
...を... て 補助動詞. Pemakaiannya pun dilihat dari situasi, hubungan,
derajat (kedudukan), kelompok dalam atau kelompok luar.
BAB II
PEMBAHASAN
Bahasa
jepang memiliki cara pengungkapan yang khas untuk menyatakan konsep “memberi dan menerima”. Dalam istilah bahasa Jepang, konsep
“memberi dan menerima” dikenal dengan
istilah ’yarimorai’
atau
’yarimorai’
’Yarimorai’
diungkapkan dengan kata-kata berikut :
1. Moraimasu
(menerima)
2. Agemasu
(memberi)
3. Kuremasu
(memberi), digunakan jika sesuatu itu diberikan kepada orang pertama (saya)
atau kepada orang-orang yang masih ada kaitannya dengan lingkungannya
(lingkungan saya). Kata ini tidak bisa digunakan kepada orang lain, pada
konteks seperti ini digunakan istilah “agemasu”.
4. Yarimasu
(memberi), digunakan jika sesuatu diberikan kepada orang yang lebih rendah
statusnya; adik, anak kecil, binatang peliharaan, atau kepada sesuatu yang
bersifat netral.
5. Itadakimasu
(menerima), adalah bentuk sopan dari “moraimasu”.
6.
Kudasaimasu
(memberi), adalah bentuk sopan dari “kuremasu”.
7. Sashiagemasu (memberi), adalah bentuk sopan dari “agemasu”.
Contoh aplikasinya dalam kalimat :
1. Watashi wa haha ni purezento wo
moraimasu
(saya menerima hadiah
dari ibu)
2. Watashi wa tomodachi ni purezento
wo agemasu
(saya
memberi hadiah kepada teman)
3. Tomodachi wa watashi ni
purezento wo kuremasu
(teman
memberi saya hadiah)
4. Watashi wa sakana ni esa wo
yarimasu
(saya
memberi pakan kepada ikan)
5. Watashi wa Tanaka sensei kara
purezento wo itadakimasu.
(saya
menerima hadiah dari Tuan Tanaka)
6. Tanaka sensei wa watashi ni purezento
wo kudasaimasu.
(tuan tanaka memberi
saya hadiah)
Perhatikan bahwa kalimat (1),
menggunakan kata “moraimasu” karena
si –watashi (saya) menerima sesuatu
(hadiah) dari orang terdekatnya (ibu). Berbeda
dengan kalimat (5), menggunakan kata “itadakimasu”
karena menerima sesuatu dari orang luar dan ada kesan menghormati.
Demikian juga halnya dengan istilah
memberi, untuk kalimat (2) digunakan kata “agemasu”
karena dari “saya” memberi kepada orang lain diluar kaitan kekeluargaan. Kata “agemasu” bersifat netral dan
menunjukkan posisi yang setara antara pembicara dengan lawan bicara. Begitu
pula dengan kalimat (3), menggunakan kata “kuremasu”
karena yang memberi dari luar (teman)
kepada pihak dalam (saya), dan sifat pembicaraan sangat netral dengan
posisi yang sama di kedua belah pihak. Berbeda dengan kalimat (4), kalimat ini
menggunakan “yarimasu” karena konteks
yang diberi adalah binatang yang posisinya dibawah yang memberi. Terakhir pada
kalimat (6), yang memberi adalah seseorang yang memiliki kedudukan lebih tinggi
daripada yang menerima, dari kalimat ini pula ada unsur penghormatan pihak luar
kepada pihak dalam sehingga digunakanlah kata “kudasaimasu”.
BAB III
PEMETAAN ’YARIMORAI’
あげる
私 他人
もらう
あげる
私 もらう 他人
くれる
近い人 あげる
私 もらう 他人
家族
くれる
Penjelasan spesifik aktifitas verba
’yarimorai’ di atas, menurut
Modern Japanese (1988) dijelaskan sebagai berikut: Verba-verba di atas adalah
suatu hubungan tata bahasa dinyatakan berterima jika
difungsikan dengan memperhatikan keterlibatan jenis pronomina persona (pp) pada
posisi subjek sebagai titik
awal perpindahan benda menuju
titik akhir atau datif (tujuan).
Lebih rinci dapat dijelaskan melalui
tabel seperti berikut ini :
Titik fungsional
subjek
|
Titik tujuan/datif
|
Hondoushi/hojoudoushi
yang digunakan
|
Catatan
|
watashi
(pp-1)
anata
(pp-2)
konokata
(pp-3)
|
(pp-2)
(pp-3)
(pp-3)
|
ageru・sashiageru
ageru・sashiageru
ageru・sashiageru
|
Urutan
tetap
|
anata
(pp-2)
sonohito
(pp-3)
sonohito
(pp-3)
|
(pp-1)
(pp-2)
(pp-3)*
|
kureru・kudasaru
kureru・kudasaru
kureru・kudasaru
|
Urutan
tetap
|
*ada hubungan 「内」”uchi”
antar pembicara dan pp-3 (pronomina persona 3) sebagai datif.
Tabel dapat dijelaskan sebagai berikut;
pp-1/pp-2/pp-3 ➔
pp-2/pp-3; pp-2/pp-3, menggunakan ’ageru’, memberi (urutan tetap).
pp-2/pp-3 ➔
pp-1/pp-2/pp-3*, menggunakan ’kureru’, memberi (urutan tetap).
watashi
(pp-1)
anata
(pp-2)
|
(pp-2)
(pp-3)
|
morau・itadaku
morau・itadaku
|
Urutan
tetap
|
Datif pada penggunaan verba morau ’menerima’
berperan sebagai subjek sehingga kedudukan verba terhadap pronomina persona
menjadi seperti berikut. pp-1/pp-2/←← pp-2/pp-3. Sementara efek-efek keigo dalam
hubungan sosial menjelaskan
hubungan
’beri-terima’ yang berpangkal pada subjek ”watashi” diatur sebagai berikut :
saya memberi
kepada → seseorang yang derajatnya ’sama’
menggunakan
’ageru’
seseorang
yang derajatnya ’tinggi’
menggunakan
’sashigeru’
seseorang
yang derajatnya ’rendah’
menggunakan
’yaru’
saya menerima ..
dari ← seseorang yang derajatnya ’sama’
menggunakan
’morau’.
seseorang
yang derajatnya ’tinggi’
menggunakan
’itadaku’.
seseorang
yang derajatnya ’rendah’
menggunakan
’morau’.
seseorang
memberi .. kepada saya→ yang derajatnya ’sama’
menggunakan’kureru’.
yang
derajatnya ’tinggi’
menggunakan
’kudasaru’.
yang
derajatnya ’rendah’
menggunakan
’kureru’
Penjelasan
lebih jauh tentang ’yarimorai’ hubungannya dengan keigo mengungkap
hubungan ’uchi-soto’ 「内-外」,
yaitu satu pandangan yang melibatkan penggunaan subjek dan keterkaitan
sosialnya terhadap objek tuturan, dan pertimbangan subjek pada posisi
datif dan pembicara.
BAB IV
SIMPULAN
’Yarimorai’adalah pengungkapan beri-terima (Jyujyuhyougen).
Ungkapan beri-terima tersebut dapat kita rumuskan secara kasar sebagai berikut
:
Kata benda (orang) に あげます (konteks
memberi)
Kata benda (orang) sebelum に, sebagai sasaran kepada siapa yang diberikan.
Kata benda (orang) に もらいます (konteks
menerima)
Kata benda (orang) sebelum に, menunjukkan asal datangnya pemberian.
Dalam
Bahasa Jepang dikenal istilah sonkeigo (bahasa sopan untuk meninggikan
lawan bicara), istilah-istilah ’yarimorai’ pun terdapat bahasa yang lebih sopannya sebagai berikut :
•
Sashiagemasu (memberi), adalah bentuk sopan dari “agemasu”.
•
Itadakimasu (menerima),
adalah bentuk sopan dari “moraimasu”.
•
Kudasaimasu (memberi), adalah
bentuk sopan dari “kuremasu”.
Ada dua struktur kalimat
secara sintaksis pengungkapan istilah ’yarimorai’ :
|
あげます
|
Kata benda (orang) に
|
もらいます
|
|
くれます
|
|
あげます
|
Kata kerja bentuk て
|
もらいます
|
|
くれます
|
Catatan :
Dalam konteks tertentu, に bisa diganti dengan から. から umumnya dipakai untuk lembaga atau perusahaan
dan jarang digunakan untuk menunjuk kepada orang (khusus untuk kata もらいます/いただきます).
Istilah ーてあげます menunjukkan hal memberikan kebaikan kepada lawan bicara. Apabila yang
melakukan perbuatan itu adalah si pembicara sendiri maka dapat memberi kesan
sombong. Oleh karena itu, sebaiknya dihindarkan pada waktu berbicara dengan
orang yang lebih tinggi kedudukannya. Bentuk ini dipakai diantara orang-orang
yang sangat akrab. Untuk perbuatan menawarkan bantuan kepada lawan bicara yang
kurang akrab maka dipakai K.kerja (bentuk ます) ましょうか。例:手伝いましょうか、ご案内いたしましょうか。
Bentuk ーてもらいます mengandung makna terima kasih pihak yang menerima perbuatan.
DAFTAR
PUSTAKA
Hiroyuki
Shirakawa; Isao Iori; et al. 2001. 中上級を教える人のための日本語文法ハンドブック. Tōkyō : Surī Ē Nettowāku.
Tanaka, Yone. 2002. Minna No
Nihongo (Shokyuu I). Surabaya: PT. Pustaka Lintas Budaya. Seri A Network.
Tanaka, Yone. 2002. Minna No
Nihongo (Shokyuu II). Surabaya: PT. Pustaka Lintas Budaya. Seri A Network.
Yoshikawa, Taketoki.1989. Nihongo
Bunpou Nyumon. Japan: NAFL.
LAMPIRAN I
DATA ’YARIMORAI’
Watashi wa kimura san ni hana wo agemasu.
(saya memberi bunga kepada
tuan kimura)
Watashi wa kimura san ni hon wo kashite agemashita.
(saya memberikan pinjaman
buku kepada saudara kimura)
Watashi wa yamada san ni byouin no denwa bango wo oshiete moraimashita.
(saya menerima pemberitahuan
tentang nomor telpon rumah sakit dari saudara yamada)
Watashi wa karina san ni (kara) chokoretto wo moraimasu.
(saya menerima cokelat dari
saudara karina)
Satou san wa watashi ni kurisumasuka-do wo kuremashita.
(saya menerima kartu natal
dari saudara satou)
Haha wa watashi ni he-ta- wo okutte kuremashita.
(saya menerima persiapan
penghangat dari ibu)
Contoh pelesapan (watashi)
1. Sore wa nan
desuka?
(apakah ini
?)
Techou desu. Yamada san ni moraimasu.
(buku
catatan. (saya) menerima dari saudara yamada.
2.
Mira san, kinou no pa-ti- no ryouri wa zenbu jibun de
tsukurimashitaka.
(Saudara Miler, apakah sendiri membuat semua masakan
pada pesta kemaren ?)
Iie, wan san ni tetsudatte moraimasita.
(tidak,
(saya) menerima bantuan dari saudara Wan)
3. Tarou kun
wa obaachan ga suki desuka?
(saudara
Tarou , apakah kamu suka nenekmu ?)
Hai, suki desu. Obaachan wa itsumo okashi wo kuremasu.
(ya, suka.
(saya) selalu menerima kue dari nenek).
4. Densha de
ikimashitaka.
(apakah
pergi menggunakan kereta ?)
Iie, yamada san ga kuruma de okutte kuremashita.
(tidak, (saya)
menerima antaran dengan menggunakan mobil oleh saudara yamada).
5. Oishii wain
desune.
(wain yang
enak ya)
Ee, satou san ga kuremashita. Furansu no wain desu.
(ya, (saya)
menerimanya dari saudara satou. Wain perancis).
6. Tarou kun
wa haha no hi ni okaasan ni nani wo shite agemasuka.
(Saudara
Tarou, apa yang dilakukan kepada ibu pada saat hari ibu)
Piano wo hiite agemasu.
((saya)
memberikan permainan piano).